Pembukaan Mahabandana Prasada dan FPB Tainsiat (223) (1)

Denpasar (Metrobali.com)-

 

Sebagai Kota Berwawasan Budaya, Denpasar tidak pernah kering aktivitas Seni dan Budaya. Kali ini peristiwa sejarah  Puputan Badung yang pernah terjadi di Kota Denpasar 108 tahun yang lalu kini dikemas dalam sebuah integrasi pagelaran Budaya yang bertajuk Mahabandana Prasada dan Festival Puputan Badung (FPB) yang diselenggarakan Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara serta mendapat suport penuh dari Pemkot Denpasar. Dalam event ini Pusaka Keris Puputan Badung dan Lontar Kekawian Cokorde Mantuk Ring Rana diiringi Tari Rejang Dewa menjadi salah satu prosesi pembukaan Festival Puputan Badung dan Mahabandana Prasada. Penempatan Keris Puputan Badung oleh Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan serta penyulutan api obor oleh Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra sebagai pertanda dibukanya Festival Puputan Badung Tainsiat dan Mahabandana Prasada, Sabtu (20/9) di Catus Pata Patung Cekorda Mantuk Ring Rana. Festival Puputan Badung juga dihadiri Tokoh Puri, Sekda Kota Denpasar A.AN Rai Iswara, Anggota DPRD Kota Denpasar, serta tokoh masyarakat desa setempat. Tampak pula hadir dalam kesempatan tersebut Pangdam IX Udayana Mayor Jendral TNI Wisnu Bawa Tenaya yang semasa kecilnya pernah tinggal diwilayah Banjar Tainsiat.

Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan  peringatan Puputan Badung tahun ini terintegrasi dengan Festival Puputan Badung sebagai spirit nilai-nilai positif semangat kepahlawanan yang telah dipahamai oleh masyarakat. “Kegiatan peringatan Puputan Badung tidak saja dikemas oleh pemerintah, namun saat ini telah mendapatkan sambutan dan pengertian yang baik dimasyarakat salah satunya Banjar Tainsiat sebagai pelaku sejarah dengan peranan yang sangat baik dalam mengkemas FPB,” ujar Walikota Rai Mantra. Diharapkan spirit Puputan Badung tetap hidup dimasyarakat, seperti simbol api obor sebagai salah satu momen  pembangkitan semangat Puputan Badung dimasyarakat maupun bagi generasi muda.

Kegiatan ini diawali dengan prosesi Barong Ngelawang serta penampilan Gambelan Instrumental Gandrung Klenengan, dan Gambelan Gong Lelambatan dari Sekaa Gong Tri Sakti Swara Banjar Tainsiat. Dilanjutkan dengan prosesi Grebek Aksara, Mahadandana Prasada yang mengambil start dari Catus Pata Catur Muka dengan iring-iringan Surat Rajah Gambar, dan beberapa tarian yakni  Tari Baris Sankapala, Legong Lalana Awaduta, Legong Warini serta Panji-panji Puputan Badung.  Lantunan Tembang Sekar Alit Karya Sastra Cokorde Mantuk Ring Rana juga ditampilkan oleh Sekaa Santhi Lila Cita Banjar Tainsiat. Ketua Panitia Festival Puputan Badung Gede Darmaja mengatakan Festival Puputan Badung yang berlangsung dari tanggal 20-21 September ini mendapat suport penuh dari Pemkot Denpasar yang dikolaborasikan lewat kegiatan Mahabandana Prasada. Disamping menampilkan prosesi budaya, Festival Puputan Badung ini juga diisi dengan kegiatan pasar rakyat yang mengangkat potensi warga “Banjar Prekanti” yakni Banjar Tainsiat, Banjar Kaliungu Kaja dan Banjar Tampak Gangsul. Pada Minggu (21/9) juga digelar pemeriksaan kesehatan gratis, pameran foto perjuangan Puputan Badung dan berbagai hiburan yang bertempat di Banjar Tainsiat. Darmaja mengharapkan kegiatan ini mampu memberikan warna berbeda dalam kegiatan Festival baik yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar, maupun warga masyarakat yang ada di empat kecamatan di Kota Denpasar. SIA-MB