Foto: Anggota Komisi IX DPR RI dari Dapil Bali, Tutik Kusuma Wardhani saat pertemuan dengan calon mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Singaraja, Senin, 27 Januari 2025.

Singaraja (Metrobali.com)-

Anggota Komisi IX DPR RI dari Dapil Bali, Tutik Kusuma Wardhani, menyuarakan harapan besar kepada generasi muda untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program unggulan yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini dirancang untuk memberikan makanan bergizi kepada 19,47 juta penerima manfaat, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan kelompok rentan.

Tutik, politisi dari Partai Demokrat, tak henti-hentinya mendorong pelaksanaan program ini agar berjalan optimal di Bali. Sebagai mitra Badan Gizi Nasional (BGN), ia rajin menyosialisasikan program ini kepada masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar.

“Ini peluang emas bagi generasi muda di Bali untuk menciptakan usaha sekaligus membuka lapangan kerja,” ujar Tutik dalam sebuah pertemuan dengan calon mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Singaraja, Senin, 27 Januari 2025.

Di Bali, akan dibutuhkan ratusan SPPG yang berfungsi sebagai dapur utama untuk mendukung program ini. Peluang ini terbuka bagi koperasi, yayasan, perseroan terbatas, dan BUMDes yang ingin bermitra. SPPG tak hanya menjadi dapur makanan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan menyerap bahan baku dari hasil pertanian desa.

Tahap pertama program MBG yang berlangsung dari Januari hingga April 2025 menargetkan sekitar tiga juta penerima manfaat. BGN telah menetapkan petunjuk teknis bagi masyarakat yang berminat membuka SPPG. Jika memenuhi syarat, mereka akan menjadi bagian dari inisiatif yang bertujuan mendistribusikan makanan bergizi secara cepat, tepat, dan aman. SPPG bertanggung jawab mulai dari proses memasak, penyediaan menu, hingga pengantaran yang tak boleh memakan waktu lebih dari 30 menit untuk jarak maksimal 5 kilometer.

Keamanan dan kualitas makanan menjadi prioritas. Prosedur ketat diterapkan mulai dari pengolahan hingga distribusi makanan. Bahkan, setiap SPPG akan memiliki kepala pelayanan yang berasal dari program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), didukung oleh ahli gizi dan akuntan untuk memastikan operasional berjalan lancar.

Dukungan terhadap program ini juga datang dari berbagai pihak. Dandim 1609/Buleleng, Letkol Kav. Angga Nurdiana, menegaskan komitmen TNI dalam mendampingi operasional dapur SPPG, memastikan bahan pangan tersedia tanpa kendala. “Kami harus memastikan dapur itu mendapatkan suplai bahan pangan, sesuai yang dibutuhkan,” kata Angga.

Dalam pendampingan itu, kata Angga, TNI juga harus memastikan dalam operasional tanpa ada kendala dan hambatan. “Pelayanan dapur ini tepat waktu dan tepat sasaran ke sekolah sebagai tanggungjawab dapur,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Buleleng, Dewa Komang Yudi Astara, mendorong agar BUMDes turut dilibatkan, mengingat potensi program ini untuk memacu ekonomi desa. “Produk multikultural lokal akan bisa diserap dalam pogram ini, mulai dari pertanian, peternakan, dan produk lain yang berkaitan dengan program makan bergizi,” kata Yudi.

“Program ini adalah langkah nyata untuk memperbaiki gizi masyarakat sekaligus memberdayakan hasil pertanian, peternakan, dan produk lokal lainnya. Ini bukan sekadar program, tapi misi bersama untuk masa depan generasi yang lebih sehat,” tutur Yudi dengan penuh harapan.

Melalui kolaborasi dan semangat kebersamaan, Program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi wujud nyata keberpihakan pemerintah kepada masyarakat, terutama mereka yang paling membutuhkan. Bali, dengan segala kekayaan lokalnya, berpeluang besar menjadi pelopor suksesnya program ini.