Jokowi 3

Jakarta (Metrobali.com)-

Para pelaku konstruksi dinilai mesti siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN karena hal tersebut berarti hilangnya hambatan tarif dan nontarif serta terbukanya akses pasar, sehingga mobilitas jasa dan investasi lebih bebas.

Rilis Badan Pembinaan Konstruksi yang diterima di Jakarta, Kamis (22/1), menyebutkan, pasar tunggal ASEAN hendaknya harus dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi pelaku usaha Indonesia untuk mengembangkan jasanya ke negara-negara Asia Tenggara.

Apalagi, pada 2014 nilai pasar konstruksi Indonesia dinilai merupakan pasar potensial dan juga sanggup untuk menjadi basis produksi sektor konstruksi di kawasan ASEAN.

Selain pasar konstruksi Indonesia yang dianggap bisa menandingi pasar konstruksi negara lain, RI diperkirakan menjadi pasar perumahan ketiga terbesar di tingkat global.

Beberapa perusahaan konstruksi nasional juga dinilai telah sukses dalam melakukan pembangunan di beberapa negara seperti Brunei, Filipina, dan Malaysia.

Badan Pembinaan Konstruksi juga menginginkan pelaku konstruksi dalam negeri untuk tidak khawatir secara berlebihan.

Sebagaimana diberitakan, Presiden Joko Widodo menginginkan para pengusaha untuk jangan mencemaskan pemberlakuan MEA 2015 karena seluruh negara di kawasan Asia Tenggara mencemaskan hal yang sama.

“Saudara-saudara tak usah takut, mereka (negara-negara ASEAN) juga takut, dan yang paling ditakutkan adalah Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo dalam acara Musyawarah Nasional XV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Bandung, Senin (12/1).

Menurut Presiden, pihaknya telah bertemu dengan sejumlah pemimpin negara dan pemerintahan di ASEAN dan mereka semua juga khawatir karena masih menerka dan meraba-raba pemberlakuan dampak MEA.

Presiden berpendapat, Indonesia adalah negara yang ditakuti karena negara-negara lain penduduknya tidak sebanyak dengan jumlah penduduk yang terdapat di Indonesia.

“Mereka berpikir begitu dibuka mereka akan diserbu oleh pengusaha RI yang banyak sekali,” katanya sambil menambahkan, “serbuan” itu terutama dapat dilakukan para pengusaha muda yang biasanya mendahulukan keberanian.

Untuk itu, Presiden juga menegaskan agar pengusaha nasional tidak takut karena negara yang lain sudah grogi, tetapi yang terpenting adalah adanya kesiapan dan perancangan yang baik.

Jokowi juga menghendaki agar beragam peluang usaha yang ada di dalam negeri agar jangan sampai di ambil pengusaha luar negeri yang masuk ke Indonesia. AN-MB