Pejabat Semakin “Ringan Tangan” Terhadap Pers
Denpasar (Metrobali.com)-
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof Dr Wayan Windia menilai para pejabat dewasa ini tampaknya semakin ringan tangan terhadap pers dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Bali.
“Sedikit-sedikit dilaporkan ke penegak hukum, atau wartawan dipukuli bahkan pernah dibunuh seperti kasus yang menimpa almarhum Prabangsa, wartawan Radar Bali,” kata Windia yang juga wartawan senior dan Wakil Ketua PWI Bali di Denpasar, Jumat (7/3).
Seusai Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT ke-68 PWI tingkat Provinsi Bali, ia menambahkan, mengantisipasi kondisi yang demikian itu jajaran pers harus terus berjuang agar Undang-Undang (UU) tentang pers No. 40/1999 dijadikan UU yang sifatnya lex-specialist bagi pers.
Hal itu penting karena tidak semua pejabat atau pihak lainnya sadar tentang perlunya implementadsi UU No.40 tahun 1999 tentang Pers.
Masyarakat bisa menggunakan hak jawab atau hak koreksi, namun banyak yang tidak melakukannya.
“Mereka tampaknya lebih enak mengadili, memukul dan membunuh,” ujar Windia.
Ia juga memandang bahwa hingga kini sudah banyak pejabat termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan TNI/POLRI yang selalu menggunakan hak jawab terhadap pers.
Dengan demikian tidak melaporkan ke pengadilan dan memukul atau membunuh karena keberatan atas sebuah pemberitaan.
Untuk itu Windia berharap agar kekerasan terhadap pers di Bali dihentikan.
“Saya sangat menentang hal itu, sebab hal itu akan membungkam kebebasan pers yang merupakan azas utama berdemokrasi,” ujarnya.AN-MB
3 Komentar
sing be ade coment ne pendukung ne pak mangku p
gmn klo pak windya ada yg mau menggal kepala anda? apakah diem? apakah lapor polisi? apakah anda sendiri yg mencari pelaku? ato diem sembunyi dibawahkolong tempat tidur?,,, tolong coba dicek kebenaran berita pemukulan wartawan radar bali wkt simekrame, itu berita bener ato berita bohong? baca berita drmn pak? dari koran sakit hati ya? klo wartawan radar bali yg dibunuh susrama itu memang benar kini susrama sedang dipenjara seumur hidup, kemarin jg istrinya dg setia ikut suaminya masuk penjara kasus korupsi, dan kakanda ipar sdh istrht duluan kasus korupsi dana bansos jg, kluarga HEBAT, dari partai HEBAT, ingin menjadikan indonesia HEBAT(kone)
Ini baru Bapak Professor Multi Tasking – ciri ciri Professor hebat, Guru Besar Pertanian tapi mengomentari masalah kasus pemukulan bukannya lebih memberikan informasi masalah pertanian ke petani di Bali. Mungkin akan lebih tepat guna jika Bapak dengan jabatan Guru Besar Pertanian bisa lebih memberikan solusi terhadap pertanian Bali secara nyata di lapangan bukan hanya di atas meja atau forum diskusi. Petani tidak perlu makan teori, kami perlu solusi dan langkah nyata, mudah mudahan dengan kapasitas Bapak bisa membantu untuk membicarakan dengan pemerintah.
Kanggoang Pak iraga di Bali, sing perlu cara anake dauh tukad, jeg megenep bakat urus. Cara sekehe gong, yen suba ngisi kendang kanggoang kendange tepak, sing perlu megenep tepak.