Keterangan foto: Petani garam di Desa Kusamba/MB

Karangasem, (Metrobali.com) –

PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) V melalui salah satu sarana operasional distribusi energi yang dikelolanya Integrated Terminal (IT) Manggis, terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan penghidupan masyarakat disekitar area operasi perusahaan dengan mengambil peran dalam bentuk tanggungjawab sosial perusahaan (CSR). Kepedulian IT Manggis kepada masyarakat ditunjukkan baik selama masa pandemi Covid-19, maupun jauh hari sebelumnya.

Kamis kemarin, Pertamina IT Manggis menyerahkan 90 paket bantuan sembako kepada masyarakat di sekitar wilayah operasinya, khususnya dari golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah, disaksikan tokoh masyarakat dan unsus TNI/POLRI. Bentuk peranan lebih juga diwujudkan dalam program CSR berkelanjutan, yaitu 5 (lima) program untuk pemberdayaan masyarakat. Program tersebut seperti yang dilakukan bersama Nelayan Tanah Ampo, Pelatihan Peternak Lebah Madu, Pemberdayaan Petani Garam Tradisional, Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Pengolah Ikan “Manemu Laksmi”, dan Program Pemulihan Ekonomi Masyarakat Terdampak Covid-19 Laksmi Dewi.

Beberapa program pemberdayaan disusun untuk dilaksanakan dalam tahapan yang sustain, dengan rencana yang beragam mulai dari 3 hingga 5 tahun. Tujuan pelaksanaan secara berkelanjutan adalah agar perusahaan dapat mendampingi masyarakat dari mulai fase perencanaan program hingga menuju kemandirian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga lingkungan.

Integrated Terminal Manager Pertamina Manggis, Bambang Soeprijono mengatakan bahwa Pertamina senantiasa berpartisipasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat terutama disekitar wilayah operasi perusahaan. “Kami akan membantu masyarakat dengan memberikan dukungan dan stimulus berupa ‘alat pancing’, jadi masyarakat bisa belajar mandiri untuk mencari ‘ikan’,” ujar Bambang.

Pelestarian Budaya Tani Garam Tradisional Pesisir

Desa Kusamba merupakan satu dari 12 desa yang berada di wilayah Kecamatan Dawan, yang berdekatan dengan IT Manggis. Sebelum program pemberdayaan ini digulirkan, layaknya wilayah pesisir pantai pada umumnya, masyarakat memanfaatkan hasil laut untuk menyambung hidup. Salah satunya adalah menjadi petani garam. Sejak dulu Desa Kusamba adalah wilayah yang jumlah petani garamnya cukup banyak kurang lebih sekitar 100 orang petani.

Kondisi saat ini jumlah petani garam hanya tinggal 16 orang petani, hal ini salah satunya disebabkan perkembangan pesat di sektor pariwisata yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga menarik minat petani garam untuk beralih profesi. Selain itu, petani garam juga sangat bergantung pada kondisi cuaca sebagai faktor penentu keberhasilan panen mereka.

Berangkat dari dua kondisi yang ada di Desa Kusamba, maka Program Uyah Tradisional Kusamba mencoba menjembatani antara potensi pariwisata yang dimiliki oleh desa ini, dengan tradisi mata pencaharian tradisional yang sudah melekat selama ini sebagai wilayah asal petani garam. Program ini bertujuan selain untuk menjadikan Desa Kusamba menjadi daerah tujuan wisata alternatif, juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam.

Kedepannya, Pertamina dan masyarakat akan mengembangkan produk inovasi berbahan dasar garam sebagai souvenir. Didukung dengan perluasan jaringan pemasaran produk souvenir dan seterusnya hingga masyarakat petani garam Desa Kusamba sudah bisa mandiri. Peran lebih Pertamina bagi masyarakat yang berdaya sebagai bentuk nyata peran aktif Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bagi masyarakat, Pertamina untuk Indonesia Maju.