Jembrana (Metrobali.com)

 

Penolakan para pedagang Pasar Umum Negara (PUN) akan rencana revitalisasi pasar mendapat tanggapan dari Bupati Jembrana I Nengah Tamba.

Penolakan rencana revitalisasi PUN disampaikan ratusan pedagang PUN saat mendatangi rumah H.M Yunus, anggota DPRD Jembrana dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Senin (23/1/2023) siang.

Adanya penolakan tersebut, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengaku sangat memakluminya. Karena para pedagang belum memahami akan rencana revitalisasi PUN dan juga belum disosialisasikan.

“Kita belum sosialisasi. Nanti secepatnya akan kita sosialisasikan” ujar Bupati Tamba di temui disela-sela mendampingi kegiatan Menteri Kelautan dan Kementerian RI, Sakti Wahyu Trenggono di gedung KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Senin (23/1/2023).

Sebagai Bupati Jembrana sambungnya, dirinya tidak mungkin akan menyengsarakan rakyat. Namun melalui revitalisasi justru menuju pedagang yang lebih sejahtera dan nyaman dalam berjualan serta lebih bersih karena juga akan menjadi ikonik tujuan wisata.

Rencana revitalisasi sambungnya sudah didahului dengan riset ke beberapa pasar, baik yang sudah dibangun maupun yang sudah ada. “Solusi ini memang yang terbaik buat mereka (pedagang). Sudah kita pikir semuanya” tegasnya.

Bupati Tamba menjelaskan revitalisasi yang akan dilakukan sebenarnya terbagi tiga yakni pasar tradisional. Dan ini tetap seperti semula hanya saja ditata lebih bagus, losnya dibuka dan ada pengaturan sanitari sehingga lebih terbuka. Kemudian ada pedagang khusus pakaian di pasar inpres meniru konsep-konsep pasar modern. Termasuk penataan parkir di lantai bawah.

“Pasar senggolnya juga kita atur lebih bagus karena kita menuju Jembrana Emas tahun 2026. Saya ingin pasar itu lebih representatif. Kita rancang nanti pasar menjadi tempat pariwisata” terangnya.

Masih kata Bupati Tamba, toko yang berderet di depan rencananya akan ditarik ke belakang karena lebih menonjolkan pasar tradisional dan bekas bangunan toko akan digunakan untuk pendistribusian. “Ini kan belum sosialisasi, muncul (penolakan) itu biasa. Beliau-beliau itu mendapat pesan ada beberapa pasar yang tidak berjalan karena itu mereka khawatir, kan begitu, itu biasa” paparnya.

Revitalisasi kata Bupati Tamba merupakan cara terbaik dan pihaknya akan mencarikan solusi yang terbaik. Karena momentum ini hanya sekali dan tidak bisa didapatkan pada waktu yang lain.

Anggaran membangun pasar dibantu dana pusat dari APBN. Banyak yang bangun pasar tapi dengan dana pinjaman. “Kita tidak mampu membangun pasar sebesar itu, anggarannya lebih dari 100 miliar rupiah. Pertanyaannya ada dua, ambil apa tidak. Saya ambil karena tidak ada lagi kesempatan” sebutnya.

Setelah diambil selanjutnya disesuaikan dengan harapan warga pasar. “Jadi ditata lebih baik, bersih. Sirkulasi udara terjamin, semuanya terkonsep. Tradisional tetapi modern” sebut Bupati Tamba.

“Saya rasa semuanya akan legowo. Saya serius, saya ngerti. Apa yang saya bangun sentra tenun, sirkuit all in one itu berkesinambungan karena akan memberikan manfaat yang besar di tahun 2026. Sabar, kita menunggu jalan tol” jelasnya.

Dan jika jalan tol hadir dan rampung sambung Bupati Tamba, akan ada sekitar 6 sampai 8 juta orang datang ke Jembrana. “Kalau pasar kita tetap seperti itu, malu kita. Itu maksudnya. Saya mengajak yang lebih bagus, lebih terarah dan tentunya membawa kesejahteraan bagi masyarakat Jembrana” pungkasnya. (Komang Tole)