Ahmad Basarah

Jakarta (Metrobali.com)-

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengajak partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih merajut kebersamaan membangun Indonesia dengan mendukung program-program prorakyat pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

“Harapan saya, Koalisi Merah Putih (KMP) dapat segera legawa kalah di Pilpres 2014, dan berjiwa besar memberikan kesempatan Jokowi-JK memimpin dengan baik dan menjalankan program prorakyat seperti dijanjikan dalam kampanye,” kata Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah di Jakarta, Rabu (10/9).

Menurut dia, urusan pilpres hanyalah sebuah kompetisi politik, bukan sebuah peperangan. Dengan demikian, seharusnya setelah pilpres selesai, kompetisi itu pun harusnya selesai dan semua pihak harus dapat menerima hasilnya untuk kemudian bersama-sama membangun bangsa.

Sebaiknya, kata Basarah, semua pihak, khususnya KMP, bersedia merajut kembali tali persaudaraan dan silaturahmi kebangsaan demi “Merah Putih” yang sejati. PDIP menyadari bahwa membangun bangsa perlu kebersamaan, terlebih di Indonesia yang dianut adalah sistem presidensial.

Sekretaris Fraksi PDIP di MPR RI ini menyebutkan PDIP sepenuhnya menyadari bahwa hambatan yang dihadapi pemerintahan Jokowi-JK nanti adalah kekuatan fraksi di KMP yang merupakan pendukung pasangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014, yang dari segi jumlah kursinya di parlemen mayoritas.

Dengan jumlah yang mayoritas itu, kata dia, jangan sampai justru terkesan dijadikan sebagai alat untuk menghambat pelaksanaan program prorakyat yang direncanakan Jokowi-JK.

“Padahal, sistem kita itu presidensial, bukan parlementer,” katanya.

Upaya politik yang ditunjukkan KMP saat ini dalam pembahasan RUU Pilkada, kata Basarah, diakui atau tidak adalah buntut dari belum legawanya mereka pascakekalahan di pilpres lalu. Oleh karena itu, ada upaya untuk mengubah sistem pilkada ke DPRD dari yang sebelumnya secara langsung.

Bagi PDIP, RUU Pilkada itu sendiri akan mencabut roh kedaulatan rakyat dalam proses pilkada. Hal itu dianggap sebagai suatu kemunduran di tengah semakin matangnya proses demokrasi yang ditunjukkan rakyat dalam pilpres yang baru lalu.

Padahal, lanjut Basarah, dunia internasional memberikan apresiasi atas makin matangnya perkembangan demokrasi di Indonesia.

“Menjadi ironis, dalam situasi dan kondisi rakyat makin menunjukkan kematangan dalam demokrasi, justru sekelompok elite politik di DPR RI berusaha membunuhnya,” tegasnya. AN-MB