3. Sate Pusut

Buleleng, (Metrobali.com)-

Makanan adalah bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia. Beragam masakan khas menjadi ciri khas masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mensosialisasikan Warisan Kuliner Nusantara yang di gali oleh Bung Karno dan dikembangkan oleh Megawati Soekarno Putri bersama PDI Perjuangan. Kegiatan tersebut digelar di Rangoon Sunset Buleleng dalam bersama kader PDI Perjuangan di seluruh Bali, Jumat, 10 Januari 2017.

Menurut IG Agung Putri Astrid, Wakil Sekretaris Pusat Analisa dan Pengendali Situasi (Situation Room) PDI Perjuangan  membumikan kembali kuliner nusantara sangat penting dilakukan oleh Partai Politik. Sebab, politik harus menyentuh sendi-sendi kehidupan sehari-hari masyarakat. Pengenalan Kuliner Nusantara tersebut juga merupakan program Bidang Ekonomi Kreatif PDI Perjuangan yang dikomandoi oleh cucu Bung Karno, Prananda Prabowo melalui Program PDIP Kreatif.

“Kuliner itu bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, bagian dari kebudayaan dan Bung Karno sudah merangkum sebuah Buku Resep masakan yang diberi nama Mustika Rasa. Jadi kita mengajak masyarakat untuk melestarikan resep masakan itu kembali,” ujarnya saat ditemui di Buleleng, sembari memperkenalkan Masakan Bali yang sudah jarang dimasak oleh masyarakat yang terangkum di dalam buku Mustika Rasa yang disusun oleh Departemen Pertanian Pada Masa Pemerintahan Ir. Soekarno.

Pada prinsipnya, resep yang ada di dalam buku tersebut sangat sederhana dan bisa di aplikasikan di masyarakat. Selain itu, bahan yang digunakan adalah bahan lokal yang ada di sekitar masyarakat serta rempah khas Indonesia. Dengan demikian, ia juga berharap sosialisasi ini bisa membangkitkan kembali pangan lokal sehingga mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

“Bung Karno menginginkan agar masyarakat Indonesia mampu mengolah bahan lokal menjadi masakan yang lezat dan bergizi. Dari sosialisasi inilah kita berharap masyarakat kembali ke tradisi dan budaya, untuk melestarikan warisan makanan nusantara,” katanya.

Ia juga berharap, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, I Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra (PASS) jika terpilih kembali harus mampu membumikan resep-resep pilihan Bung Karno. Hal itu juga bisa menambah referensi masakan khas Buleleng untuk menggerakan ekonomi kreatif di Buleleng.

“Resep ini bisa menambah referensi kuliner khas Buleleng. Ibunda Bung Karno kan berasal dari Buleleng, jika ini bisa dikembangkan bisa menjadi destinasi wisata kuliner Bung Karno bagi masyarakat yang berkunjung ke Buleleng.

Sementara Nyonya Mas Agus Suradnyana menyebut makanan tersebut sebenarnya sudah membudaya di beberapa desa yang ada di Buleleng dengan bahan dan cara memasak yang sedikit berbeda. Ia juga berharap masyarakat mampu menyajikan makanan yang beragam, bergizi, aman dan seimbang kepada keluarga.

“Saya berharap masyarakat di semua lapisan mampu memberikan makanan yang sehat kepada keluarganya. Sekarang kan banyak orang yang menyajikan nasi dan sayur saja. Nah itu harus dilengkapi dengan protein, yang paling murah dari telur,” ujarnya. Ia berharap masakan khas Nusantara ini mampu membumi kembali di kalangan masyarakat dan menggerakan ekonomi kreatif di Buleleng.

Acara demo masak Rangoon Sunset Restaurant diikuti oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana beserta Nyonya Mas Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra berserta Nyonya Wardani Sutjitra, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, I Wayan Koster beserta Pengurus dan Petugas Partai di semua kabupaten Kota yang ada di Bali.

Diawali dengan demo masak oleh Nyonya Mas Agus Suradnyana, Nyonya Wardani Sutjidra dan Desak Nyoman Sumarniti, Owner Ranggon Restauran Buleleng. Beberapa resep diantaranya, Lumut-Lumut, Penjon, Pepes Tjendawan, Petjel Panggang Ajam dan Kolak Labu Merah. Mereka nampak antusias ikut mendemontrasikan cara memasak  yang kemudian dicicipi oleh kader PDI perjuangan yang hadir. HERY-MB