PBB (Metrobali.com) –

Perserikatan Bangsa Bangsa Senin mengatakan pihaknya kehabisan pangan untuk jumlah yang kian meningkat warga tunawisma di Republik Afrika Tengah, dengan penyebaran kerusuhan merintangi upaya distribusi.

Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan 38 truk yang membawa beras terjebak di perbatasan dan pengemudi Kamerun menolak untuk menyeberangi perbatasan karena ancaman serangan.

“Cadangan pangan WFP makin mendekati kekurangan dan kacangan-kacangan juga akan segera habis,” kata satu pernyataan WFP.

“Menangguhkan distribusi makanan dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut, khususnya di antara 100.000 orang pengungsi di kamp yang penuh sesak di bandara Bangui,” katanya menambahkan.

Direktur Regional WFP Denis Brown mengatakan jalan utama dari Kamerun ke Republik Afrika Tengah, yang telah dalam konflik selama hampir satu tahun, adalah “jalur hidup” kemanusiaan.

Dia mengatakan lembaga itu mempertimbangkan akan menerbangkan makanan ke Bangui di mana lebih dari 500.000 orang kini menjadi tunawisma.

Badan PBB mengatakan pihaknya mengkonsentrasikan persediaan saat ini di Bandara Bangui dan telah memotong jatah ke kota utara Bossangoa.

“Pengiriman ke lokasi lain tidak dapat dilakukan sampai truk bisa dikemudikan dengaaman di sepanjang rute dan gerakan mereka ke Bangui dijamin,” kata pernyataan.

Pasukan pemberontak menggulingkan presiden Republik Afrika Tengah pada Maret tahun lalu, tetapi pemerintah sementara kehilangan kontrol negara.

Permusuhan Muslim dan milisi Kristen sekarang berjuang satu sama lain dan pos pemeriksaan nakal telah didirikan di hampir semua jalan utama.

Pemimpin PBB Ban Ki-moon mengatakan ia “sangat prihatin” tentang meningkatnya kekerasan dan krisis kemanusiaan di Republik Afrika Tengah dalam sebuah pernyataan menyambut pemilihan Catherine Samba Panza sebagai pemimpin sementara baru negara itu.

Ban memperbarui seruan untuk pendanaan internasional guna membiayai pasukan Afrika yang berusaha untuk menertibkan negara itu, kata juru bicaranya. (Ant/AFP)