Gubernur Made Mangku Pastika dan Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama

Denpasar (Metrobali.com)-

Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Gubernur Bali, Made Mangku Pastika membantah ada skenario politik yang dijalankan oleh Koalisi Bali Mandara (KBM) yang terdiri dari 3 partai yaitu Golkar, Gerindra dan Demokrat untuk menggagalkan Pilkada kota Denpasar. Pastika juga menegaskan, tidak ada istilah jegal menjegal trah kepemimpinan Walikota Denpasar IB Rai Darmawijaya di Pemilu Walikota Denpasar yang akan digelar pada 9 Desember 2015 mendatang.

“Tidak ada skenario politik, semua berproses di internal partai,” katanya ditemui usai rapat paripurna istimewa dalam rangka HUT provinsi Bali di Gedung DPRD Bali, Jumat (14/8).

Seperti diketahui, pilkada di kota Denpasar deadlock lantaran salah satu kandidat yakni I Ketut Suwandi yang telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemulihan Umum (KPU) kota Denpasar secara tersirat mengundurkan diri.

Suwandi yang diusung oleh Koalisi Bali Mandara (KBM) mengundurkan diri dengan alasan tidak sanggup memenuhi salah satu syarat pendaftaran yang ada di peraturan KPU.

Dikonfirmasi kepada Sekretaris KBM Made Mudarta mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan simulasi pasangan Made Arjaya-AA Rai Sunasri. Sebelumnya Made Arjaya merupakan pasangan calon dari kandidat I Ketut Suwandi.

Kini politisi Udeng Poleng ini naik kelas menjadi bakal calon walikota Denpasar. Sementara itu, dikonfirmasi kepada Rai Sunasri mengaku, dirinya belum mengetahui secara resmi perihal penunjukkan dirinya sebagai bakal calon wakil walikota mendampingi Arjaya.

“Saya sampai saat ini belum mendapat konfirmasi langsung dari Bapak Sudikerta bahwa saya akan dipaketkan dengan Pak Arjaya,” kata Sunasri dihubungi terpisah.

Secara tersirat Sunasri mengatakan kesiapannya sebagai kader dan politisi Golkar yang pernah merasakan asam garamnya kegagalan ketika dirinya pernah maju di Pileg 2014 lalu. Dia merasa terpanggil untuk melakukan perubahan terhadap kota Denpasar yang merupakan warisan dari leluhurnya.

“Dalam pertarungan politik masalah hasil menang atau pun kalah sudah pernah saya alami, politiker adalah pertarungan sejati dengan strategi. Sebagai warga asli keturunan Denpasar saya merasa pembangunan karakter dan infrastrukturnya tidak ada pekembangan, jadi kalau bukan kami yang melakukan perubahan lalu siapa.? Membangun sebuah kota Budaya pasti karena warisan leluhur, mana mungkin bisa melestarikan budaya kalau nenek moyang kita tidak berbudaya Denpasar,” tandasnya.SIA-MB