Dialog Terbuka Gubernur Bali dengan Komponen Masyarakat, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Minggu (4)

Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan akan mendatangi sendiri dan mengajak berkomunikasi para pembuat spanduk ancaman yang bertuliskan “Penggal Kepala Mangku P” dengan semangat persaudaraan.

“Saya akan datangi ke rumahnya, tidak usah ramai-ramai. Saya datang sendiri, saya kira berani kok. Kalau mereka tidak mau datang, saya yang akan datangi. Saya katakan dengan semangat bersaudara, dia adalah anak saya, saudara saya yang harus diselamatkan,” katanya saat menutup dialog terbuka dengan berbagai komponen masyarakat Bali, di Denpasar, Minggu (2/3).

Sebenarnya dia sangat ingin komponen yang tergabung dalam Jaringan Aksi Tolak Reklamasi (Jalak) Sidakarya, Denpasar, sebagai pihak yang memasang spanduk ancaman dan Masyarakat Sipil Bali (MSB) untuk hadir dalam acara dialog itu. Meskipun undangan sudah disampaikan lewat surat, telepon dan pesan singkat, kedua komponen tersebut absen dalam dialog itu.

“Saya tidak pendendam, saya mendambakan kedamaian, saya hanya ingin tahu siapa yang nyuruh nulis itu. Saya yakin yang nulis itu tidak sadar, jangan-jangan cuma gagah-gagahan saja anak-anak kita,” ucapnya sembari meneteskan air mata.

Demikian juga dengan mereka yang membubuhkan cap jempol darah pada spanduk, menurut dia, kemungkinan juga supaya terlihat gagah. Tetapi mantan Kapolda Bali itu berkeyakinan, di balik tindakan pembuatan dan pemasangan spanduk itu ada yang menyuruh dan ada yang memprovokasi.

“Itu yang saya mau dapat yang memprovokasi. Kalau dibiarkan, ini balik lagi, membuat opini lagi, dan bisa membuat rusuh,” ujarnya sembari menyebut tidak keberatan untuk memaafkan.

Terkait siapa dalang dalam pembuatan spanduk itu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pengusutan pada Polda Bali. Selain itu ia memandang memang sudah sepantasnya kepolisian mengusut karena secara hukum ada kewajiban untuk mencegah orang lain dibunuh. Apalagi dalam spanduk itu kata-katanya jelas, memakai cap jempol darah dan dipasang di tempat umum.

“Biarkanlah aparat kepolisian menangani masalah ini, percayakan pada mereka. Saya juga mantan anggota Polri, mari berikan kepercayaan pada mereka. Saya harapkan masyarakat tenang dan tidak perlu mengambil tindakan sendiri-sendiri,” harap Pastika.

Di sisi lain, terkait persolan penolakan reklamasi Teluk Benoa, Badung, yang menjadi salah satu dasar pembuatan spanduk, Pastika mengharapkan supaya masyarakat tidak khawatir karena dirinya sangat sayang pada Bali dan tidak mungkin merusak Bali.

Sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam kesempatan jumpa media menyatakan sangat menyayangkan pemasangan spanduk di pojok barat kantor gubernur setempat pada Rabu (26/2) yang berisi ancaman pemenggalan kepala terhadap dirinya terkait penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Terhadap pemasangan spanduk tersebut apalagi diisi dengan cap jempol darah, menurut dia, persoalannya menjadi berbeda dan merupakan hal serius. “Saya menganggap serius karena judulnya ‘Penggal Kepala Mangku P’,” katanya. AN-MB