Buleleng, (Metrobali.com)

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng secara bertahap memindahkan pasien Covid-19 dengan kategori Orang Tanpa Gejala – Gejala Ringan (OTG-GR) ke tempat isolasi terpusat. Hingga Rabu sore (14/7) sebanyak 33 pasien OTG-GR sudah menempati Asrama Mahasiswa Undiksha di Jinengdalem, salah satu tempat isolasi terpusat Kabupaten Buleleng.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng yang juga selaku Sekretaris Satgas Covid-19 Buleleng Gede Suyasa ditemui usai mengikuti rapat skema pengisolasian pasien OTG-GR di ruang rapat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rabu (14/7).

Asrama Mahasiswa Undiksha mampu menampung 80 pasien OTG-GR. Suyasa menjelaskan, jika sudah penuh terisi maka pasien lain akan ditempatkan di tempat isolasi terpusat yang lain. “Pertama akan diisolasi terpusat di Asrama Undiksha. Kalau sudah penuh maka dibawa ke hotel” jelas dia.

Suyasa menyampaikan bahwa ada hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengajak pasien OTG-GR ke tempat isolasi terpusat. Tidak bisa langsung menjemput dan memindahkan pasien “Kita akan bekerja terus setiap hari. Karena mengajak OTG ke tempat isolasi terpusat tidak langsung ambil begitu. Kita harus melakukan pendekatan, mengedukasi, membangun kesadaran, begitu supaya mau” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa  Bupati Buleleng sedang melakukan penjajakan agar hotel di Buleleng bersedia untuk disewa menjadi lokasi isolasi terpusat. Jika kemudian hotel-hotel Buleleng yang dijajaki tidak bersedia, maka akan diisolasi di hotel yang berlokasi di Denpasar. “Memang tidak mudah, karena mengkhawatirkan citra hotelnya.  Bapak Bupati memutuskan untuk di Denpasar saja. Supaya tidak di rumah. Ada beberapa hotel di Denpasar yang sudah bersedia” ujar dia.

Walaupun opsi untuk mengisolasi pasien OTG-GR di hotel berlokasi Denpasar tersedia, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng berharap pasien OTG-GR bisa di isolasi di Buleleng saja. Menurut Suyasa, jika diisolasi di Buleleng, kendaraannya juga lebih mudah dan cepat “Bisa diangkut dengan Buleleng Emergency Service (BES) saja. Kalau di Denpasar harus menggunakan bus dan dijadwalkan. Jadi bisa kapan saja, malam pun bisa” paparnya.

Berkaitan penjagaan di tempat isolasi terpusat, Ia menyampaikan ada 8 orang yang berjaga 24 jam. Delapan orang tersebut terdiri dari tenaga kesehatan, TNI/Polri, BPBD, dan Satpol PP. Lebih lanjut, Suyasa memaparkan dana untuk pembiayaan isolasi terpusat dianggarkan dari Belanja Tidak terduga. “Kita punya 5 Miliar. Ada juga BTT lain. Sesuai dengan arahan pusat, jika kekurangan bisa mengalihkan dari kegiatan yang bisa dihapuskan. Itu sudah jelas ada Instruksi Mendagri.” Jelasnya.

Hotel untuk isolasi terpusat pasien OTG-GR Buleleng akan dipastikan hari ini. Prosesnya akan dilakukan bertahap. Jika satu dua hotel sudah cukup untuk menampung seluruh OTG, maka penjajahannya akan di stop. “Tapi kalau kurang kan akan berkembang terus. Kita berharap dengan arahan dari pusat dan provinsi dan kesepakatan forkopimda harus ada isolasi terpusat,  kita berharap bisa mengurangi kasus selama PPKM Darurat ini,” pungkas Suyasa. (RED-MB)