Buleleng, (Metrobali.com)

KONI Kabupaten Buleleng menggelar workshop pengembangan sport science dan bimbingan prestasi (binpres), pada Kamis, (22/12/2022) hingga Jumat, (23/12/2022), dengan peserta seluruh Pengurus Kabupaten (Pengkab) Cabang Olahraga (Cabor).

Setelah mengikuti workshop pengembangan sport science dan bimbingan prestasi ini, diharapkan masing-masing Pengkab Cabor mendapatkan pengetahuan tambahan. Sehingga nantinya mampu memetakan dan membuat pola pelatihan yang baik dan benar untuk meningkatkan prestasi atlet-atletnya.

Dalam workshop ini, melibatkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Diantaranya Prof Harry Setyono, M.Pd, staf ahli Kemenpora RI, Muchamad Arif Al Ardha, S.Pd., M.Ed., Ph.D, serta Prof. Dr. I Made Sri Undy Mahardika, M.Pd. pendidik di UNESA.

Prof Harry usai memaparkan materi tentang sport science mengatakan pembinaan dan pelatihan atlet saat ini harus dilakukan dari tingkat pendidikan dasar. Sasarannya tidak lagi Porprov atau Pra PON, tetapi kejuaraan internasional.

“Intinya KONI tingkatkan sport science. Untuk menjadi hebat adalah kemampuan kerjasama pelatih dengan KONI. Kerjasama yang bagus akan menghasilkan hasil yang bagus juga,” tegasnya.

Sementara itu Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan atas kinerja KONI setahun terakhir. Pengalaman mengikuti Pekan Olahraga (Porprov) XV Tahun 2022 ini, menyadarkan KONI Buleleng sangat membutuhkan data dari setiap Cabor untuk meraih prestasi tertinggi.

“Kegiatan keolahragaan saat ini semuanya dikonversi menjadi angka-angka dan semuanya bisa dianalisa, dievaluasi untuk melahirkan prestasi tertinggi.” ujarnya.

Diungkapkan bahwa pada saat Porprov XV, pihaknya sudah terapkan bagian sport science, mulai dari tes fisik, tes psikologi, dan biometika.

“Hal ini kami harapkan terus diterapkan Pengkab dan melaporkannya ke KONI sebagai bahan evaluasi,” jelas Wiratmaja.

Menurutnya data Sport Science inipun kedepannya akan dijadikan sebagai salah satu bagian dasar dalam penentuan atlet di berbagai event kejuaraan. Mengingat dengan penerapan sport science ini, maka pihaknya di KONI Buleleng akan menerapkan kebijakan dalam pengiriman atlet di ajang yang lebih bergengsi.

“Terdapat 4 kategori yang akan terbentuk dari hasil sport science masing-masing Pengkab Cabor. Yakni kategori emas, unggulan, prioritas dan binaan. Pengkab yang berada di kategori binaan dipastikan hanya akan mendapatkan dana pembinaan dan tidak bisa diikutkan dalam kejuaraan. Dan setelah workshop ini, kami juga akan menyelenggarakan sertifikasi pelatih tingkat I. Sertifikasi ini dinilainya sangat fundamental untuk keberhasilan atlet kedepannya, sehingga wajib dimiliki oleh masing-masing pelatih.” pungkas Wiratmaja. GS