Denpasar (Metrobali.com) –

 

Aliansi Komunitas Cluster Jempiring Putih sukses menggelar “Pasar Murah Paras Paros Jempiring Putih” dalam rangka memberikan kemudahan akses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, Minggu, 19 Januari 2025.

Acara ini berlangsung di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, bersamaan dengan kegiatan Car Free Day.

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak yang mewakili tiga simpul agama, di antaranya Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Bali, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Bali, dan Pecalang Bali, yang tergabung dalam Aliansi Cluster Jempiring Putih. Aliansi ini terbentuk berkat inisiasi dari Kalijaga Institute, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dengan mengusung tema toleransi antar agama, acara ini tidak hanya sebagai aksi sosial untuk membantu masyarakat, tetapi juga menunjukkan kebersamaan antar umat beragama di Bali.

Sebagai wujud apresiasi terhadap budaya lokal, penampilan Barongsai juga turut memeriahkan acara dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.

Pasar murah ini menawarkan paket sembako senilai Rp100.000 yang bisa didapatkan oleh masyarakat dengan hanya membayar Rp50.000.

Paket sembako ini berisi bahan pokok penting yang diharapkan bisa membantu meringankan beban masyarakat, terutama di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan.

Emma Rosada, Ketua Panitia sekaligus perwakilan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bali, mengungkapkan harapannya bahwa acara ini tidak hanya memberikan bantuan langsung kepada masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan antar komunitas beragama.

“Meskipun kita berbeda agama, suku, dan budaya, kita ingin menunjukkan bahwa perbedaan tidak menghalangi kita untuk berkhidmat kepada umat,” ujarnya.

Sementara itu, Aldi Artasujana, perwakilan Matakin dari agama Konghucu, menegaskan bahwa keberhasilan acara ini menjadi contoh nyata bagaimana toleransi beragama dapat dijalin melalui aksi konkret, bukan hanya pertemuan.

Hingga siang hari, acara ini berhasil mendistribusikan 150 paket sembako murah yang juga disokong oleh Bulog. Meriahnya kegiatan ini menarik perhatian banyak pengunjung Car Free Day di Lapangan Niti Mandala Renon, yang turut antusias mengikuti acara dan merasakan manfaatnya.

Dengan menggabungkan aspek sosial, budaya, dan ekonomi, acara ini diharapkan dapat menciptakan suasana kebersamaan di tengah masyarakat Bali, serta menjadi contoh kolaborasi antar agama yang mengutamakan kepentingan bersama.

 

(jurnalis : Tri Widiyanti)