Foto: Serangkaian reses, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Partai Golkar Dr. Nyoman Sugawa Korry mengunjungi Pasar Banyuasri di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Buleleng (Metrobali.com)-

Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Partai Golkar Dr. Nyoman Sugawa Korry menyoroti kurang optimalnya pengelolaan Pasar Banyuasri di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang pembangunannya megah menelan dana hingga Rp 186 miliar tapi tampak sepi dan tidak menunjukkan rohnya sebagai pasar tradisitonal, pasar rakyat dan UMKM.

“Saya sempat melihat dan kondisi Pasar Banyuasri yang dibangun dengan anggaran 186 miliar, sangat jauh dari nuansa pasar tradisional dan roh pasar rakyat dan UMKM. Pasarnya sepi, tidak menarik dan tidak bermanfaat untuk ekonomi kerakyatan,” ungkap Sugawa Korry dalam keterangan persnya yang diterima Metro Bali, Selasa (7/2/2023).

Kujungan Sugawa Korry ke Pasar Banyasri dalam rangka melaksanakan kegiatan reses menyerap aspirasi masyarakat Buleleng di sejumlah titik dari tanggal 31 Januari 2023 hingga tanggal 8 Februari 2023. Reses ini sebagai bagian implementasi tugas DPRD Bali untuk menjaring dan menyerap aspirasi masyarakat terkait berbagai hal untuk kemudian nanti bisa diperjuangkan di lembaga legislatif.

“Pj Bupati Buleleng kami sarankan dan harapkan dapat mengembalikan roh pasar rakyat dan kemanfaatannya untuk UMKM. Anggaran daerah Buleleng dan juga provinsi yang begitu besar harus dicarikan jalan keluar agar bisa mendorong ekonomi rakyat,” kata Sugawa Korry.

Sugawa Korry yang juga Ketua DPD Partai Golkar Bali ini mendorong agar dibuatkan kegiatan untuk meramaikan pasar tersebut. Misalnya pindahkan pusat pelayanan kesana, bila perlu subsidi UMKM untuk pemanfaatan toko-toko yang sudah terbangun.

“Kalau penataan pasar sudah bagus, dan harus dijaga penataan tersebut tetap berkembang baik,” harap politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.

Di sisi lain Sugawa Korry mengakui memang pendapatan daerah Buleleng pun sudah meningkat cukup signifikan, dari Rp 365 miliar, sekarang sudah mencapai Rp 400 miliar lebih. Namun demikian, Pj Bupati Buleleng diharapkan terus mengembangkan inovasi dan kreativitasnya. Satunya berkaitan dengan optimalisasi pengelolaan Pasar Banyuasri tersebut.

Di sisi lain Sugawa Korry juga menerima keluhan masyarakat petani yang menghadapi kondisi berat, terutama petani sawah tadah hujan, yang hanya bisa panen sekali setahun dimana beban pajaknya dirasakan sangat memberatkan.

Disarankan petani tadah hujan dibantu sumber airnya, sehingga bisa panen minimal 2 kali, regulasi tentang pajak agar direvisi, dengan menurunkan tarif pajak, memutihkan tunggakan pajak dan memberikan subsidi pupuk organik kepada petani.  “Bila perlu gratiskan pupuk organik kepada petani,” pungkas Sugawa Korry.

Disamping revisi Perda tentang Pajak, yang sangat membebani para petani, diharapkan juga Pemda Kabupaten Buleleng segera metampungkan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) dan mengevaluasi aturan-aturan terkait perizinan, utk mendotong investasi di daerah Buleleng. (wid)