kondisi lapangan pergung

Jembrana (Metrobali.com)-

Pasar adat yang diselengagarakan setiap hari raya Galungan dan Kuningan di lapangan Pergung, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo menyisakan masalah. Selain sampah berserakan lantaran tak kunjung dibersihkan, juga lapangan menjadi rusak. Termasuk tanaman yang baru ditata dengan anggaran APBD hingga ratusan juta.

Kondisi tersebut sempat dipertanyakan banyak pihak. Pasalnya, lapangan umum tersebut kini tidak bisa digunakan untuk kegiatan olah raga oleh siswa sekolah. Sejumlah paving stone juga nampak lepas sehingga menimbulkan lubang. Bahkan saat pelaksanaan, pasar adat tersebut menimbulkan kemacetan di jalur utama Denpasar-Gilimanuk hingga beberapa kilometer.

Kepala Kantor LHKP Jembrana I Wayan Darwin saat dikonfirmasi Minggu (4/1) melalui telpon mengatakan sampah di lapangan pergung bukan tanggungjawabnya. Pasalnya pihak panitia tidak pernah menyampaikan surat permakluman. Namun demikian pihaknya tetap menyediakan kontainer sampah. “Kami tidak pernah mendapat surat permakluman, tapi kami tetap menaruh kontainer sampah disana dengan harapan sampah sampah tidak berserakan” terangnya.

Menurutnya pihaknya bukan dalam kapasitas melarang atau membolehkan, namun sebaiknya sebelum menggelar pasar adat, pihak perbekel, desa pakraman dan camat melakukan pertemuan, sehingga jelas siapa yang bertanggungjawab.

Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dikonfirmasi terpisah mengatakan kerusakan di lapangan Pergung merupakan tanggungjawab panitia. “Pemkab sudah memberikan ijin, tapi kalau terjadi kerusakan menjadi tanggungjawan panitia” ujar Kembang, sembari menambahkan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil Perbekel Desa Pergung. MT-MB