Pemuda dan Pecalang Banjar Terora serta Pemuda Blahbatuh Kompak Desak Presiden Jokowi Cabut Perpres 51 tahun 2014.

Foto Pendirian Baliho Oleh Pemuda Blahbatuh (2)

Denpasar (Metrobali.com)-

Gerakan untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa terus berlipat ganda. Desa Adat Bualu, Kabupaten  Badung sebagai daerah terdampak langsung rencana penguruggan Teluk Benoa seluas 700 hektar yang sebelumnya secara resmi menyatakan sikap menolak, kini satu persatu Sekaa teruna (organisasi pemuda adat di bawah banjar) masing-masing Banjar di Desa Adat Bualu juga ikut menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa dengan memasang baliho.

Sebelumnya sudah ada 5 Sekaa Teruna yang dari 8 Banjar yang memasang baliho penolakan. Kini terus bertambah, Sekaa Teruna Jaladi Kusuma Yowana dan Pecalang Banjar Terora, Desa Adat Bualu pada Sabtu (9/4), memasang baliho Tolak Reklamasi di depan Banjar Terora yang berada di Jalan Pratama, Keluharan Benoa.

Foto Pendirian Baliho Oleh Pemuda Blahbatuh (1)

Dua baliho berukuran masing-masing 4X3 meter milik Sekaa Teruna dan Pecalang Banjar ini pun dipasang oleh puluhan warga banjar. “Sudah ada kesepakatan desa dan banjar bahwa dengan berbagai pertimbangan, kami menyatakan sikap tegas menolak reklamasi Teluk Benoa,” ujar Ketut Sumantra selaku Ketua Pecalang Banjar Terora.

Lebih lanjut, Sumantra menjelaskan, pemasangan baliho dengan dana saling menyumbang ini murni dari hati nurani sendiri. “Kami berada di daerah rendah, jika Teluk Benoa di reklamasi, maka akan mengancam daerah kami disini,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Banjar Terora, I Wayan Muliana mengatakan hal yang serupa. “Pembangunan harus menyungsung konsep Tri Hita Karana, sehingga Teluk Benoa mesti dijaga, bukan dieksploitasi hanya untuk kepentingan bisnis semata,” ujarnya.

Foto Pendirian Baliho Oleh Pemuda Blahbatuh (4)

Sementara itu, di Kabupaten Gianyar, ditempat yang berbeda ratusan pemuda Blahbatuh yang dikoordinatori oleh Forum Generasi Muda Blahbatuh dan Sekaa Teruna Teruni Bina Karya Banjar Tengah Blahbatuh juga sedang bergerak untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Pemuda-pemudi beserta warga dari Blahbatuh memasang satu buah baliho tolak reklamasi Teluk Benoa. Menurut pemuda Blahbatuh pemasangan baliho sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat bali yang berada dipesisir Teluk Benoa. “Meski kami jauh dari pantai, tetapi solidaritas saudara kami dan kepedulian kami terhadap lingkungan Bali membawa kami untuk bersikap,” ujar Ida Bagus Putu Gede Sugiri Putra selaku perwakilan forum generasi muda Blahbatuh.

Foto Pendirian Baliho Oleh Pecalang Banjar Terora

Aksi yang dimulai pada pukul 18.00 ini pun berjalan menuju perempatan Becingah, Desa Adat Blahbatuh. “Kami berharap, dengan aksi ini dapat menggugah petinggi desa kami untuk bergerak dan menyatakan sikap untuk menolak reklamasi Teluk Benoa, serta berharap pemerintah tidak menutup mata dan telinga,” tutupnya.

Pemasangan baliho dengan diiringi baleganjur ini pun menarik perhatian masyarakat sekitar. Selain menyatakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, massa aksi ini kompak meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mencabut Perpres 51 tahun 2014 warisan dari Presiden sebelumnya, Soesilo Bambang Yudhoyono. Desakan pencabutan Perpres tersebut juga sampaikan oleh Pemuda Terora, Pemuda Blahbatuh dan Pecalang Banjar Terora  melalui pendirian baliho tolak reklamasi. “Tolak reklamasi berkedok revitalisasi Teluk Benoa, batalkan Perpres 51 tahun 2014” tulis mereka di dalam baliho. RED-MB