Denpasar (Metrobali.com)-

Partai Nasional Demokrat (NasDem) dinggap paling ramah terhadap perempuan karena bisa mencalonkan 152 orang perempuan atau paling banyak dibandingkan parpol lainya.

“Dengan memberikan kesempatan paling banyak terhadap perempuan maka kemungkinan untuk bisa memenuhi kuota 30 persen di legislatif sangat besar,” kata Ketua Lembaga Swadya Masyarakat (LSM) Bali, Sruti Luh Riniti Rahayu di Denpasar, Senin  (15/7).

Sedangkan berdasarkan persentase dari 12 parpol peserta pemilu keterwakilan perempuan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan parpol yang paling ramah terhadap perempuan dengan mencalonkan 41 persen perempuan.

Menurut dia, dari peluang jumlah kemenangan perempuan, peluang terbesar perempuan masih pada parpol-parpol yang mendominasi suara di Pulau Dewata yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golongan Karya, dan Demokrat.

Secara umum seluruh parpol peserta pemilu di Bali telah memenuhi ketentuan kuota minimal 30 persen perempuan.

Hal itu memberi gambaran bahwa sesungguhnya tidak sulit bagi parpol untuk mencari kader perempuan. “Tidak seperti pemilu sebelumnya, sebagian besar partai menganggap sulit mencari kader perempuan untuk terjun ke politik,” ujarnya.

Pada pemilu 2014, dirinya memberikan apresiasi kepada parpol peserta pemilu yang telah mampu mencalonkan calon legislatif perempuan sejumlah 36,7 persen.

Namun jika dilihat dari penempatan nomor urut caleg perempuan pada nomor urut satu masih sangat sedikit, kecenderungan parpol menempatkan caleg perempuan pada nomor urut di atas nomor tiga.

“Hal itu terjadi karena kecenderungan Parpol memaknai penempatan caleg perempuan di atas nomor tiga. Padahal caleg tersebut bisa ditempatkan pada nomor urut 1, 2, 3 untuk memberikan peluang kemenangan caleg perempuan,” ujarnya.

Menurut dia, dengan banyaknya jumlah caleg perempuan masyarakat memiliki banyak pilihan. Oleh karena itu, sebagai LSM Bali Sruti yang fokus bergerak dibidang pemberdayaan perempuan dan anak meminta kepada masyarakat agar mencermati calon perempuan diantara di parpol masing-masing untuk bisa memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Sedangkan bagi parpol adalah memberikan dukungan secara penuh kepada caleg perempuan yang sudah masuk dan tidak hanya berdiam diri seperti pemilu-pemilu sebelumnya.

“Dukungan dari partai politik kepada caleg perempuan bisa berupa peningkatan kapasitas, bantuan alat peraga kampanye, bantuan penempatan saksi di TPS,” ucap Riniti.

Pada Pemilu legislatif 2014 di provinsi Bali terdapat 3.230 caleg dari parpol yang diajukan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, KPU Prov dan KPU Kabupaten/Kota. Dari jumlah tersebut terdapat 1.186 orang caleg perempuan atau 36,7 persen.

Parpol yang mencalonkan caleg perempuan di 52 dapil yang ada di Pulau Dewata yaitu NasDem, PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat dan Hanura.

Urutan paling banyak parpol yang mencalonkan perempuan NasDem sebanyak 152 orang, diikuti Golkar 150 orang, Demokrat 150 orang, Gerindra 150 orang, dan PDIP 149 orang.

Sedangkan berdasarkan persentase keterwakilan perempuan yang dicalonkan parpol adalah adalah PKB 41 persen, PAN 39 persen, NasDem 37 persen, Demokrat 37 persen, Hanura 37 persen, dan PKPI 37 persen.

Parpol yang menempatkan daftar caleg sementara (DCS) perempuan dari seluruh parpol peserta pemilu terdapat 53 orang atau 4,5 persen menempati nomor urut satu, 97 orang atau 8 persen menempati nomor urut dua, serta 350 atau 29,5 persen nomor urut tiga.

Parpol yang menempatkan DCS perempuan terbanyak pada nomor urut 1 di dapil adalah PAN 10 orang, PKB 8 orang, dan PBB 7 orang. AN-MB