Patung Primitif Aura Mistis

Badung (Metrobali.com)-

Pulau Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan pariwisata pantainya, di sudut  kabupaten Badung, tepatnya di desa adat Gerih, Banjar Purwakerta, kecamatan Abiansemal banyak lahir pemahat patung primitif.

Kurangnya perhatian dari pemerintah kabupaten Badung perlahan usaha patung primitif desa Gerih ini mulai ditinggal masyarakat sekitar karena kurangnya permodalan dan tidak berkembangnya usaha mereka.

Padahal jika ditekuni usaha patung ini mampu menarik para wisatawan asing dan harganya pun bisa melambung tinggi bahkan tidak sedikit yang diekspor.

Seni pahat patung primitif ini mempunyai keunikan tersendiri, terbuat dari bahan cadas dan campuran semen yang membuat patung ini “nyeleneh”.

Keunikan lainnya, pahatan tidak banyak dihaluskan, inilah yang kemudian menimbulkan kesan patung telah berumur sangat tua menjadi antik dan memiliki aura mistis.

Selain patung, hasil produksi lainnya berupa pot beraneka ukuran dan motif. harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 7 juta.

Salah satu pemahat bernama Made Prema mengatakan, tidak semua pemahat ukir-ukiran dapat mengerjakannya, karena patung ini tidak memakai ukuran yang jelas dalam mengerjakannya.

“Kami semua disini memang lahir sebagai darah seorang pemahat patung, tapi tidak semua bisa jadi pemahat harus punya keahlian khusus,” tuturnya, saat ditemui di desa Adat Gerih, Badung, Senin, (03/11)

Untuk masalah pemasaran, Made Prema lebih banyak mengandalkan jasa pengepul, meskipun tidak sedikit konsumen yang memesan langsung.

“Konsumen biasanya mereka yang hobi mengoleksi patung bernuansa antik hingga usaha pariwisata seperti hotel dan villa,” imbuh dia.

Hasil produksinya juga diminati wisatawan asing terutama dari India, Amerika dan Australia. Para pengrajin berharap pemerintah memberikan bantuan berupa modal maupun pembinaan dan promosi.SIA-MB