Tampilkan Kesenian Megoak-goakan Dengan Ciri Khas Maing-Masing Kecamatan

Buleleng, (Metrobali.com) –

Memeriahkan HUT Kota Singaraja ke-414 tahun 2018, Pemkab Buleleng kembali menggelar Parade Budaya. Parade budaya tahun ini mengusung tema ”GOAK” (Gereget, Orisinil, Atraktif,Kreatif). Parade Budaya ini adalah sajian yang dikemas dalam format pawai atau karnaval yang menampilkan ciri khas seni budaya lokal.

Parade Budaya tahun 2018 diikuti 9 Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Sesuai dengan tema Parade Budaya tahun ini yakni “GOAK”, para peserta wajib menampilkan garapan kesenian Magoak-goakan yang melibatkan pemain 60 sampai dengan 100 orang penabuh dan penari.

Parade Budaya ini dipusatkan di kawasan Tugu Singa Ambara Raja yang dibuka langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST ditandai dengan membunyikan “ceng-ceng”, Jumat (30/3). Dalam Kesempatan itu, hadir pula Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna,SH, Sekda Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka,MP, FKPD Buleleng dan Pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Drs.I Putu Tastra Wijaya, MM, mengatakan, Parade Budaya ini merupakan media yang sangat baik guna melestarikan kekayaan budaya daerah ditengah derasnya arus globalisasi. Ia menambahkan, parade budaya ini juga bisa menjadi media untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terutama generasi muda hal-hal yang ada dan berkembang di daerahnya yang menjadi khasanah budaya kebanggaan mereka.

“Buleleng sedang menuju revolusi Budaya dimana budaya yang ada di Buleleng kita gali dan lestarikan kembali. Bapak Bupati beserta Bapak Wakil Bupati sangat gencar dalam hal pelestarian budaya. Hal ini terlihat dari banyaknya festival budaya yang ada di Buleleng,” pungkas Kepala Dinas Kebudayaan Tastra Wijaya.

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengatakan, Parade Budaya ini meruoakan upaya untuk tetap menjaga eksistensi budaya lokal dengan sajian seni budaya unggulan masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Bupati Suradnyana menegaskan, Hal ini sudah seharusnya kita gelorakan secara berkesinambungan agar pemahaman akan mata rantai sejarah itu tidak putus dan dapat berdampak kepada kecintaan generasi muda terhadap daerahnya. Melihat dari parade budaya tahun ini, Bupati yang akarab disapa PAS ini memberikan saran kepada panitia agar kedepannya penyelenggaraan parade budaya lebih baik lagi.

“Parade budaya kali ini sudah cukup baik, namun ada bebrapa catatan yang harus menjadi perhatian untuk panitia. Dilihat dari temanya, ini sudah bagus tapi kalau kita bicara masalah penggalian kearifan lokal seluruh Kecamatan mungkin harus ada selingan-selingan apa yang ada di Kecamatan itu. Boleh menampilkan megoak-goakan untuk menghormati HUT Kota Singaraja, tapi tidak harus itu yang ditonjolkan oleh masing-masing Kecamatan. Esensi kearifan lokalnya harus di elaborasi, itu baru namanya parade budaya,” pesan Bupati Suradnyana.

Seperti tahun sebelumnya, Parade budaya tahun ini kembali dilombakan dengan kriteria penilaian meliputi kesesuaian dengan tema yang ditampilkan, keserasian,  kemeriahan,  dan disiplin atau keutuhan barisan parade dari start sampai finish. Adapun hadiah yang disiapkan antara lain, untuk juara pertama berhak atas penghargaan Maha Nugraha diberikan uang pembinaan 10 juta rupiah, juara kedua Adikara Nugraha mendapatkan uang pembinaan 8 juta rupiah serta juara ketiga Adika Nugraha mendapatkan 7 juta rupiah dan juara keempat Adi Nugraha mendapatkan hadiah Rp5 juta. Selain itu seluruh peserta parade budaya mendapatkan uang pembinaan masing masing Rp15 juta.

Parade Budaya tahun ini masih mengambil rute yang sama seperti tahun lalu yakni start di kawasan Tugu Singa Ambara Raja lalu menuju jalan Gajah Mada, Dr Sutomo, A. Yani dan finish di jalan Dewi Sartika.

Pewarta: Komang Sadarsana

Editor: Hana Sutiawati