Denpasar (Metrobali.com)-

Dengan balutan busana merah-ungu, duta Kota Denpasar Sekeha Gong “Gita Candra Swari” Banjar Tanjung Bungkak Kelod Dentim tampil memukau saat berhadapan dengan duta Kabupaten Badung. Diawali tembang pembuka tabuh pisan lelambatan kreasi “Bangun Anyar” penonton yang memenuhi panggung Ardha Candra seakan terhipnotis oleh penampilan duta Denpasar ini. Hadir pula menyaksikan Walikota IB Rai D. Mantra dan Nyonya IA. Selly D. Mantra, Nyonya Bintang Puspayoga, Sekda Badung Swandika dan segenap pimpinan SKPD dijajaran Pemkot dan Kabupaten Badung. Senin (27/6).

Tampil diurutan pertama, duta Denpasar mengawali penampilannya dengan tabuh pisan lelambatan kreasi “BangunAnyar” garapan Wayan Berata. Tabuh ini menginterpretasikan sebuah kreatifitas garapan tabuh pisan lelambatan klasik ke tabuh pisan lelambatan kreasi. Dengan mengkombinasikan unsur-unsur musik dengan tehnik pukulan kekebyaran yang inovatif, kreatif tanpa mengesampingkan estetika melodi, mengalir begitu indah ke setiap telinga yang mendengarkannya. Tabuh lelambatan ini nyaris sempurna dibawakan oleh ibu-ibu asal Banjar Tanjung Bungkak Kelod Denpasar.

Penampilan energik dan penuh improvisasi ini tak ayal membuat penonton terkesima, aplauspun terus mengalir tak henti-henti. Penampilan luar biasa diawal-awal tersebut sepertinya membuat nyali lawan keder. Sebab dilihat dari beberapa sisi seperti; kecepatan, tehnik pukulan, dinamisasi, harmonisasi, gaya maupun lagu, sangat jelas duta Denpasar masih berada diatas Badung. Pada penampilan berikutnya duta Denpasar menampilkan Tari Tenun yang dibawakan oleh enam orang penari cantik. Tari Tenun yang diciptakan oleh maestro I Nyoman kaler menggambarkan  sebuah inspirasi keuletan dan kerapian dari sebuah karya kerajinan tenun tempo dulu, tari inipun berhasil dibawakan sempurna.

Pada sesi ketiga duta Denpasar kembali menunjukkan kepiawaiannya melalui sebuah garapan tabuh kreasi baru yang berjudul “Lila Hredaya”. Sebuah komposisi kerawitan tabuh kreasi baru yang memadukan unsur-unsur musical menjadi sebuah komposisi yang kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan substansi pokok kerawitan tradisi. Kemeriahan dan kepiawaian duta Denpasar ditutup dengan tampilnnya empat orang penari yang membawakan tari Kebyar Duduk.

Sebuah tari yang terinspirasi dan lahir dari sebuah atraksi yang dilakoni oleh seorang seniman asal Tabanan sekaligus pencipta tarian yaitu almarhum I Ketut Mario. Tari ini lebih banyak menggunakan gerakan dalam posisi duduk karena gending yang disajikan sangat cepat dan atraktif. Kehadiran duta Denpasar malam itu sungguh membuat sebagian besar penonton terpuaskan tak terkecuali para pejabat yang hadir. SDN-MB