Denpasar (Metrobali.com)-
Memasuki Minggu ke 3 pelaksanaan Parada Gong Kebyar Dan Kesenian Klasik Kota Denpasar 2012 Sabtu (22/9) kemarin, tetap dipadati penonton. Dua sekeha kesenian klasik masing-masing sekeha kesenian gambang Eka Budaya Ketapean dan kesenian gambang Kertiasa Banjar Suwung Batankendal tampil dengan kekhasannnya atraktif dan penuh aura magis, Rabu (26/9).
Tampil dengan balutan busana dominan putih, sekeha kesenian klasik gambang Remaja Eka Budaya Banjar Ketapean Kelod Dentim yang menempati stage timur mengawali penampilannya dengan tabuh lelambatan. Disambung kemudian tabuh lelambatan oleh sekeha kesenian klasik gambang Kertiasa Banjar Suwung Batankendal Densel yang menempati stage barat.
Pada penampilan sesi  kedua, masing-masing sekeha menampilkan para penari gandrungnya lengkap dengan pengibing. Aura magis sangat kental terasa ketika penari gandrungan Eka Budaya Ketapean  mulai memainkan tariannya. Dengan mata yang sedikit terpejam, penari wanita ini dalam melakukan gerakan tari seolah-olah ada yang menuntun. Mungkin inilah salah satu keunikan dan kesakralan yang dimiliki tarian ini yang menurut orang tua dulu biasanya ditarikan oleh penari pria.
Berbeda halnya dengan penampilan sekeha gambang Kertiasa Suwung Batankendal, dengan menghadirkan sosok penari pria yang muda usia. Penari ini begitu atraktif memainkan irama tariannya, apalagi ritme dan irama tabuh yang mengiringi begitu dinamis. Alhasil tiga orang pengibing satu diantaranya masih muda usia begitu bersemangat menemani sang penari. Tak ayal penonton yang memadati areal stage sontak ikut memberi semangat.
Susanapun kian bertambah ramai tatkala dua jagoan sekeha gong kebyar anak-anak masing-masing Swadharma Prawerti Pesanggaran Pedungan Densel dan Gatra Nadi Swara Banjar Tain Siat tampil memukau. Masing-masing membawakan 1 tabuh kreasi lelambatan dan 2 jenis tarian. Dengan memberi porsi lebih banyak kepada seniman-seniman muda remaja untuk tampil, hal ini membuat hampir sebagian besar masyarakat Denpasar acungkan jempol alias salut atas upaya yang dilakukan Pemkot.
Seperti diutarakan Nyoman Astawa yang tinggal dibilangan Jalan Antasura yang juga menjabat kelian di banjarnya mengatakan, “salut atas upaya pemerintah Denpasar dalam meningkatkan aktifitas berkesenian masyarakatnya”. “Selain mampu memperkuat dan memperkaya khasanah budaya kegiatan ini juga mampu memperkokoh jati diri Bangsa”, tambahnya. Pada Minggu ke 4 Kamis (27/9) malam ini, akan ditampilkan empat sekeha gong masing-masing sekeha kesenian klasik gambang Manikasanthi Banjar Dauh Kutuh Ubung, Banjar Abian Nangka Kaja Kesiman Petilan, gong kebyar anak Merdu suara Banjar Pemogan dan Dharma Putra Banjar Braban Denbar. SDN-MB