BURUNG Cendrawasih yang memiliki bulu panjang kombinasi warna putih, coklat, kuning dan jenis warna lainnya yang tumbuh dari paruh, sayap hingga kepalanya menjadi cermin hubungan emosional antara Papua dan Bali.

Burung menjadi maskot dan kebanggaan masyarakat Papua diyakini oleh masyarakat Hindu di Bali sebagai pengantar roh orang meninggal menuju alam nirmana. Dalam ritual ngaben (kremasi jenazah) khas Hindu di Bali wajib menggunakan kelengkapan burung cendrawasih yang sudah diawetkan yang umumnya dimiliki para pendeta (pedanda), pemimpin upacara keagamaan umat Hindu di Pulau Dewata.

Hubungan emosional antara Papua dan Bali itu mendorong Pemerintah Provinsi Papua ikut ambil bagian dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXV tahun 2013 yang dijadwalkan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Denpasar, Sabtu, 15 Juni 2013, tutur Kasdam XVII Cendrawasih Brigjen TNI I Made Agra yang memimpin duta seni Papua tersebut.

Rombongan seniman dari Tanah Papua berkekuatan sekitar 100 orang dan didukung atau diperkuat oleh 50 prajurit Kodam IX Udayana untuk tampil dalam pawai budaya, pagelaran seni serta pameran industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Papua untuk pertama kalinya ikut memeriahkan PKB dalam tiga kegiatan mengusung tema “Aku masyarakat Papua dari Bali untuk Indonesia”.

Brigjen Made Agra, pria kelahiran Gianyar, Bali menjelaskan, dalam pementasan pada hari kedua PKB (Minggu, 16/6) di panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar menampilkan pagelaran yang mengusung kejayaan Burung Cendrawasih jantan dan betina.

Rombongan yang sudah tiba di Bali empat hari sebelum PKB sempat mengadakan kunjungan ke Kodam IX Udayana maupun ke Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Dalam kunjungannya ke ISI sejumlah mahasiswa program Pascasarjana sempat berkolaborasi dengan seniman Papua .

Kolaborasi itu terjadi secara spontanitas, ketika Agus Teja Santosa seorang mahasiswa yang baru saja dinyatakan lulus S-2 meniup seruling bambu yang diikuti tim kesenian dari Papua.

Direktur Program Pascasarjana ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S yang juga dipercaya sebagai penasehat duta seni Papua itu menjelaskan, kolaborasi antara mahasiswa S-2 ISI Denpasar dengan duta seni Papua mengusung tema Burung Cendrawasih.

Kolaborasi antara Agus Teja Santosa dengan duta seni Papua di luar gedung itu dilanjutkan dengan karya instalasi dari Suklu di dalam gedung yang juga melibatkan duta seni Papua.

Papua merupakan salah satu dari tiga Provinsi di Indonesia yang berperanserta dalam menyemarakkan PKB. Dua Provinsi lainnya adalah Sumenep, Jawa Timur dan Lampung Barat.

Dampak positif Prof Rai menambahkan, keikutsertaan duta seni Papua dalam PKB dengan persiapan yang sangat matang, selain menyangkut biaya yang cukup besar juga penguasaan materi seni.

Menjelang pentas sempat mengadakan latihan di Bali termasuk pementasan kolaborasi, sehingga mampu memberikan nilai lebih.

“Gubernur Papua rencananya akan hadir menyaksikan pawai budaya PKB dan pementasan duta seni Papua tersebut,” ujar mantan rektor ISI Denpasar itu.

Ia menilai Pemerintah Papua berperanserta dalam PKB dengan mengirimkan duta seninya sebanyak itu menunjukkan keseriusan untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada masyarakat di tingkat nasional maupun internasional.

Selain itu, secara tidak langsung memperkenalkan potensi seni budaya sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara berkunjung ke daerah itu.

Kehadiran tim kesenian Papua dalam PKB tentu memberi dampak positif bagi kedua belah pihak, di samping menjalin kerja sama yang lebih baik di masa mendatang, ujar Prof Rai.

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr Gede Arya Sugiartha menambahkan, anggota rombongan duta seni Papua sebagian besar adalah calon mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua.

ISI Denpasar mendapat tugas dan tanggung jawab dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk merintis pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua.

Upaya dan tanggung jawab itu dilakukan melalui berbagai tahapan pada tahun 2012 baik dilakukan langsung di Papua maupun di Bali yang kini sudah mendekati rampung dan diharapkan mulai menerima mahasiswa baru tahun ini.

Proses pembangunan ISBI Papua itu masih berlanjut dalam tahun 2013, namun sudah mulai menerima mahasiswa baru. ISBI tersebut merupakan penggabungan dengan Sekolah Tinggi Seni Papua (STSP).

Arya Sugiartha menambahkan, pemerintah provinsi Papua sudah membantu lahan seluas 30 hektare untuk lokasi pembangunan ISBI.

Pembangunan ISBI Papua merupakan salah satu dari empat ISBI di Tanah Air yang dibangun pemerintah, disamping meningkatkan status empat ISI menjadi ISBI.

Tiga pembangunan ISBI lainnya masing-masing ditangani ISI Padang Panjang bertanggungjawab melaksanakan pendirian ISBI Aceh, ISI Yogyakarta merintis pendirian ISBI di Kalimantan Timur dan ISI Surakarta membangun ISI Makassar.

Empat ISI di Indonesia yang meliputi ISI Denpasar, Padang Panjang, Yogyakarta dan ISI Surakarta juga akan ditingkatkan statusnya menjadi ISBI. Ketut Sutika-MB