Indra Lesmana pada jumpa wartawan di Maya Hotel

Penyanyi dan musisi Indra Lesmana memberikan keterangan pers.

Denpasar (Metrobali.com)-

Panggung utama Sanur Village Festival XI 2016 yang akan digelar 24-28 Agustus 2016 bakal bertabur bintang dengan penampilan sejumlah penyanyi dan musisi papan atas Tanah Air serta sederet artis-musisi dari Bali.

Ketua Umum Sanur Village Festival Ida Bagus Gde Sidharta Putra mengatakan hiburan di panggung utama dari tahun ke tahun selalu menyedot puluhan ribu pengunjung selama pergelaran lima malam.

“Panggung utama merupakan salah satu magnet festival yang selalu ditunggu pengunjung dan kali ini menghadirkan sejumlah penyanyi dan musisi dari Jakarta maupun Bali,” katanya, Senin (22/8/2016) pada jumpa wartawan di Maya Hotel.

Menurut Gusde, sapaan akrab Sidharta Putra, seperti festival sebelumnya, selain musik, panggung utama juga menampilkan berbagai atraksi seni budaya dan sajian lain yang bakal menghibur pengunjung festival sambil menikmati aneka makanan dan minuman dari food bazar.

Gusde, panggilan akrabnya, mengatakan festival kesebelas ini kembali merangkul berbagai komponen masyarakat untuk merayakan keberagaman warga melalui tema “Tat Twam Asi” yang mengandung filosofi universal aku adalah kamu, kamu adalah aku.

Dia berharap seluruh warga masyarakat bisa ikut berperan membumikan Tat Twam Asi dalam suatu kesetaraan egaliter melalui fungsi masing-masing pribadi di masyarakat. Selain itu, tentu dengan kondisi yang terbangun tersebut, bisa lebih mengokohkan persatuan, kesatuan, kebersamaan dan gotong royong membangun lingkungan yang lebih baik.

“Kebersamaan dan kegembiraan itu di antaranya tercermin dari panggung hiburan yang disaksikan ribuan penonton. Oleh karena itu kami selalu berupaya menampilkan hiburan yang terbaik,” kata Gusde.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Wayan Gunawan mengatakan SVF kini bukan hanya milik warga Sanur, melainkan telah menjadi kebanggaan bersama yang mendukung promosi pariwisata secara kolosal. Publikasi SVF telah memiliki gaung internasional dan menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara di samping warga Denpasar dan sekitarnya.

Dia menilai festival yang dikelola secara profesional oleh Yayasan Pembangunan Sanur selama 10 tahun ini telah banyak menginspirasi kegiatan serupa di berbagai daerah. “Saya berharap SVF terus mengembangkan kreativitas dan inovasi serta memberikan kemanfaatan mengangkat potensi pariwisata dan perekonomian di daerah ini,” katanya.

PENAMPILAN PENYANYI & MUSISI

Musisi jazz Indra Lesmana mengatakan sejumlah musisi telah menyatakan kesediaan konser  arena SVF atau Sanfest. Indra Lesmana bersama sohibnya, gitaris asal Klungkung akan tampil dalam tajuk Indra Lesmana-Dewa Budjana Project yang berkolaborasi dengan Penggak Men Mersi pada malam pertama, Rabu (24/8). Pada sesi ini, penyanyi jazz Eva Celia, putri Indra Lesmana, ikut tampil membawakan sejumlah lagu.

Pada Kamis (25/8) malam bakal menghadirkan Barasuara. Kemudian Jumat (26/8): Rio Sidik Quintet featuring‎ Dias. Sedangkan malam Minggu atau Sabtu (27/8) malam, panggung akan digoyang Sandhy Sondoro featuring Indra Lesmana Mostly Jazz Group. Sebagai penutup, pada Minggu (28/8) malam dimeriahkan Gen Fredly & The Bakuucakar.

Wakil Ketua SVF yang juga Koordinator Panggung I Gusti Agung Bagus Mantra menambahkan sejumlah musisi potensi Bali juga bakal memeriahkan panggung utama. Gus Teja World Music tampil di malam pertama (Rabu 24/8) bersama UNBroken Blues; Kamis (25/8): Sanggar Musik Indra Lesmana (Smile); Sundown 1 (UJM); The Sons; Gustu Brahmanta & Friends; dan Universe.

Kemudian pada Jumat (26/8) malam Sanggar Musik Indra Lesmana; Sekolah Musik Sangaji; Ansuara; Emoni; Ika & Soul Brothers. Sabtu (27/8): Sekolah Musik BMTC; Sundown 3 (Winnie the Blues); Keisha Palar; Komang Layang Moko; Crazy Horse. Minggu (28/8/): Bali Reggae Movement; The Bodhi/Smallaxe, Joni Agung & Double T.

SVF MERAYAKAN TOTALITAS WARGA

Semangat kebersamaan dan rasa memiliki telah mengantar Sanur Village Festival (SVF) menjadi kegiatan komunal yang memberikan kemanfaatan nyata bagi warga dan sejumlah komunitas desa pesisir ini dan sekitarnya. Spirit kreativitas, motivasi, dan inovasi ala Sanur ini bakal terus dikembangkan untuk mewujudkan tatanan sosial dan budaya yang berkesejahteraan dan berkedamaian.

Perjalanan 11 tahun SVF  telah mewujudkan ciri khas warga desa yang dengan penuh rasa kekeluargaan, gotong royong (ngayah), matetulung, menjaga lingkungan dan mewujudkan keamanan serta kenyamanan dalam suatu komunitas yang membanggakan.

Berdasarkan pengalaman sebelas tahun merayakan totalitas warga Sanur dalam mengekspresikan diri melalui festival, tema “Tat Twam Asi” akan membingkai pelaksanaan SVF ke-11. Di gelar di area Maisonettee, kawasan Inna Grand Bali Beach, Sanur akan digelar serangkaian program pada tanggal 24-28 Agustus 2016.

Sebetulnya, SVF telah diawali dengan Bali International Triathlon 14 Agustus lalu bekerja sama dengan Herbalife. Selain itu, kompetisi surfing juga dilaksanakan lebih dulu untuk menyesuaikan dengan kecocokan cuaca. Begitu juga pelaksanaan SVF Tennis Tournament yang didukung PHRI dan BHA telah menyelesaikan turnamen 20 Agustus. Sedangkan Pameran Fotografi Tat Twam Asi telah dibuka 19 Agustus lalu di Griya Santrian Gallery. Sebagai rangkaian post event, pada 2 September akan dibuka pameran nasional seni lukis cat air dari Komunitas Lukis Cat Air Indonesia yang juga merespons tema “Tat Twam Asi.”

MEMBUMIKAN “TAT TWAM ASI”

Tema Tat Twam Asi diangkat SVF 2016 sebagai tema utama adalah sebagai bentuk refleksi dalam melihat diri kedalam, memaknai dan memberikan fibrasi kuat bagi setiap laku menuju kehidupan yang lebih baik. Laku kehidupan yang berakar pada  filosofi universal ini setidaknya akan mengajarkan empati yang sangat tinggi menyetarakan seluruh insan dalam suatu tataran. Masing-masing individu dituntut merasakan apa yang dirasakan orang lain juga dapat kita rasakan. Begitu pula sebaliknya. Ketika kita menyakiti orang lain, maka diri kita pulalah yang tersakiti. Ketika kita mencela orang lain, maka kita pun tercela.

Untuk mengimplementasikannya, para pendahulu telah memberikan teladan hidup yang kini masih banyak dijadikan pedoman warga. “Tat Twam Asi” dalam tingkat pengejawantahan dalam perikehidupan sehari-hari di antaranya melalui asas suka duka (dalam kegembiraan dan kesedihan dirasakan bersama-sama); paras paros (orang lain merupakan bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah bagian dari orang lain); salunglung sabayantaka (baik buruk, mati hidup ditanggung bersama); asih, asah, asuh (saling menyayang, saling memberi dan mengoreksi, serta saling tolong menolong antarsesama makhluk hidup).

Spirit inilah yang ingin digemakan sehingga seluruh lapisan warga dapat mewujudkan rasa saling memiliki, menghargai, dan menjaga. Seperti halnya suasana desa ideal yang bersih, lestari, warganya hidup rukun, tenang, dan nyaman. Suasana ini tentuakan mendorong terciptanya kerja bernas yang melahirkan inovasi dan kreativitas tanpa henti.

Tema yang diangkat SVF kali ini ingin merangkum 10 festival yang telah dilaksanakan dengan terkahir berkonklusi “Tat Twam Asi”. Tema utama ini diharapkan menumbuhkan empati, solidaritas, dan kesejajaran baik dalam menjalankan aktivitas dalam ruang lingkup kecil (pribadi dan keluarga) maupun dalam lingkungan sosial yang luas sebagai warga banjar, desa, kota, provinsi, negara maupun dunia.

Tentu dalam pelaksanaan SVF kali ini tetap berpegang pada potensi alam dan budaya yang ada, seperti tujuan utama festival sebagai respons atas peristiwa bom pada 2005 silam. Ketika itu Yayasan Pembangunan Sanur menggagas kegiatan untuk menghidupkan kembali serta mengangkat citra pariwisata Bali, dan Sanur khususnya, untuk bangkit dari keterpurukan.

Festival yang dihelat secara profesional sejak 2006 itu dirancang bukan sekadar promosi pariwisata yang berdampak terhadap terdorongnya perekonomian setempat, tetapi juga menjadi ajang pengayaan keberagaman seni dan budaya, memperluasn ruang kreatif, sekaligus perayaan kehidupan masyarakat Sanur dengan segala keramahtamahan dan keterbukaannya. Dedikasi yang berawal dari tanggap darurat pascabom itu kini kian memposisikan Sanur yang memiliki daya saing di industri pariwisata. RED-MB