Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari PSI Emiliana Sri Wahjuni.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pandemi virus Corona atau Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Sebab setiap hari angka kasus positif Covid-19 di Indonesia khususnya juga Bali semakin meningkat.

Di sisi lain tatanan kehidupan baru (New Normal) dijalankan, salah satunya dengan membuka aktivitas perekonomian, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Namun sektor pendidikan masih belum dibuka seperti biasanya atau belum ada pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Pembelajaran masih dilakukan dengan jarak jauh atau belajar online dari rumah (learn from home).

Konsekuensinya, siswa maupun orang tua siswa harus tetap mengeluarkan kuota internet ekstra untuk belajar jarak jauh. Ini pun menjadi beban tambahan terlebih bagi orang tua siswa yang dari kalangan tidak mampu.

Atas kondisi ini, Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Emiliana Sri Wahjuni berharap tetap ada insentif atau bantuan kouta gratis bagi siswa.

“Belajar jarak jauh atau belajar online kemungkinan masih berlangsung lama, paling tidak hingga akhir tahun 2020 atau akhir semester pertama tahun ajaran baru ini. Jadi kuota gratis bagi siswa harus tetap dibantu,” kata Emiliana Sri Wahjuni, Minggu (12/7/2020).

Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini menegaskan saat ini memang belum memungkinkan membuka kembali sekolah. Sebab risikonya sangat tinggi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang kasus positif baru tiap hari terus bertambah.

Baginya, masyarakat atau orang dewasa saja belum cukup taat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, apalagi anak-anak atau siswa sekolah.

“Jadi sangat berisiko tinggi kalau sekolah dibuka di tengah pandemi. Sekolah bisa saja jadi kluster baru penyebaran Covid-19 kalau tidak ada penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin serta pengawasan dari guru atau pihak sekolah,” kata Emiliana Sri Wahjuni.

Karenanya Anggota DPRD Kota Denpasar Dapil Denpasar Selatan dari PSI ini memandang belum dibukanya sekolah dan tetap diterapkan pembelajaran jarak jauh (online) merupakan kebijakan dan keputusan yang tepat dari pemerintah.

Namun yang perlu diperhatikan dan dijamin adalah bagaimana kualitas pembelajaran dan jaminan kesetaraan akses pendidikan bagi siswa di tengah kondisi pandemi saat ini. Salah satunya juga berkaitan dengan bantuan kuota gratis bagi siswa.

Karenanya, Emiliana Sri Wahjuni mendorong Pemerintah Kota Denpasar agar mengumpulkan dan menggandeng para operator seluler agar memastikan pemberian bantuan kuota gratis bagi siswa.

“Perlu subsidi kuota bagi siswa dari pihak provider mengingat semua online,” ujar Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini.

Usulan agar Pemkot Denpasar menggandeng operator seluler dalam memberikan subsidi/bantuan kuota gratis bagi siswa di Kota Denpasar juga beberapa kali disuarakan dalam berbagai kesempatan rapat khususnya dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar.

“Ini yang terus kami dorong agar terealisasi sebab orang tua siswa juga sudah banyak yang mengeluh,” ujar ibu dua orang putri yang sangat konsern pada dunia pendidikan ini.

Banyak kalangan orang tua siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu maupun yang terdampak serius pandemi Covid-19 mengeluhkan adanya beban tambahan untuk pengeluaran kuota internet ini.

Karenanya tak heran jika banyak orang tua yang berharap juga agar ada bantuan kuota internet dari pemerintah termasuk juga dari para perusahaan provider.

“Selama ini perusahaan provider sudah banyak untung. Sekarang saat pandemi Covid-19 mereka juga masih banyak untung. Dan harusnya sekarang banyak berbagi dengan memberikan kuota gratis,” tegas Emiliana Sri Wahjuni.

Di tengah pandemi salah satu perusahaan yang dianggap tidak merugi, dan tetap bisa meraup untuk adalah provider atau operator seluler. Karenanya diharapkan para provider ini menunjukkan kepedulian, sense of crisis dengan membantu meringankan beban masyarakat.

“Kita minta provider juga bisa bantu kuota gratis. Jangan hanya mau untung. Selama ini sudah ambil untung, banyak jual pulsa. Jadi jangan pelit bagi kuota gratis kepada siswa,” kata Emiliana Sri Wahjuni.

Ia pun berharap pemerintah mampu mengkoordinasikan dengan pihak provider atau operator seluler agar semuanya bisa mendukung siswa belajar dari rumah dengan memberikan paket kuota gratis.

“Ini saatnya pihak provider membantu mencerdaskan anak bangsa di saat situasi susah akibat pandemi Covid-19 ini,” tandas Emiliana Sri Wahjuni. (dan)