amien_rais

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menegaskan Koalisi Merah Putih tidak akan otoriter dalam menentukan mekanisme pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dijadwalkan pada Selasa (7/10) pukul 10.00 WIB.

“Dalam pemilihan pimpinan MPR kita pernah voting maupun musyawarah, jadi KMP tidak akan otoriter (menentukan pimpinan MPR) sehingga tinggal bertemu. Kalau voting sudah siap, ada kalah dan menang,” kata Amien saat ditemui usai berjumpa dengan Fraksi PAN di Gedung Nusantara I Lantai 20, Jakarta, Senin (6/10).

Dia menjelaskan, dirinya memberikan arahan kepada Fraksi PAN dalam pemilihan pimpinan MPR yaitu mendukung voting maupun musyawarah.

Namun, menurut dia, dirinya tidak memberikan arahan khusus mengenai komposisi pimpinan MPR yang akan diajukan dalam sidang paripurna MPR pada Selasa (7/10) pagi.

“Saya terus terang tidak memberikan arahan (komposisi pimpinan MPR) karena saat ini dalam pembicaraan Konferensi Tingkat Tinggi antarketua umum partai,” ujarnya.

Amien menjelaskan dirinya baru mendengar berita pengunduran jadwal Sidang Paripurna MPR menjadi Selasa (7/10) pukul 10.00 WIB. Menurut dia, DPD belum bulat menentukan satu calon yang akan diusung menjadi pimpinan MPR karena masih menimbang-nimbang calon tersebut.

“Dari DPD muncul nama Bu Asmawati dan Pak Oesman Sapta. Saya harapkan agar semuanya lancar kemudian akan diusulkan supaya tidak ada voting agar musyawarah mufakat,” katanya.

Sidang Paripurna MPR ditunda dari jadwal yang sebelumnya akan dilaksanakan pada Senin (6/10) pukul 19.30 WIB menjadi Selasa 7/10 pukul 10.00 WIB.

Ketua DPD Irman Gusman mengatakan ada dua hal yang menjadi penyebab ditundanya Sidang Paripurna MPR yaitu DPD belum memutuskan satu calon nama dari sembilan nama yang akan diajukan menjadi pimpinan MPR.

Kedua, menurut Irman, memberikan kesempatan pada masing-masing fraksi untuk berkonsolidasi dan lobi terkait pemilihan pimpinan MPR apakah melalui voting atau musyawarah mufakat.  AN-MB