Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik

 Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik

 Jakarta (Metrobali.com)-

Pada 27 Februari 2017 Museum Bahari akan membuka sebuah pameran tentang dua pertempuran besar yang terjadi di Indonesia selama masa Perang Dunia II (PD II) yaitu pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda. 

 Pameran ini diselenggarakan atas kerjasama museum Bahari dengan empat kedutaan negara sekutu yang terlibat termasuk Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Australia. Bantuan langsung juga diberikan oleh Komando Sejarah dan Leluhur Angkatan Laut Amerika, Museum Maritim Nasional Australia, Museum Maritim Nasional Angkatan Laut Inggris, Museum Marinir Belanda serta Universitas Tokyo Keizai di Jepang.

 Informasi tentang pertempuran, kapal-kapal yang digunakan, jumlah pasukan dan tentara Indonesia yang ikut bertempur dapat dilihat di pameran ini. Ada juga artefak dari Komando Sejarah dan Leluhur Angkatan Laut Amerika berupa kacamata pengintai, teropong, barang pecah-belah dan bendera-bendera yang digunakan oleh para Angkatan Laut selama PD II. Model kapal-kapal dan pesawat yang digunakan juga dipamerkan.

 Pameran ini didukung oleh beberapa institusi kemaritiman dan kebudayaan di Indonesia termasuk Thales, BAE Systems, New Frontier Solutions, SBS UK Ltd, Rolls Royce dan Erasmuis Huis.

 Pameran ini akan dibuka selama satu tahun dan bertujuan untuk menarik wisatawan asing yang memiliki ketertarikan sejarah maritim dan memberikan sebuah perspektif baru bagi rakyat Indonesia tentang sejarah penting yang pernah terjadi di sini.

 Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan, “Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang panjang dan kaya, dan pameran ini adalah sebuah potret singkat dari periode yang sangat penting bagi Indonesia dalam perjalanannya menuju kemerdekaan. Pameran ini menunjukkan fakta-fakta seputar pertempuran angkatan laut terbesar yang terjadi selama beberapa hari selama Perang Dunia II di tahun 1942. Sekitar 2300 pelaut dan 220 angkatan udara gugur dalam pertempuran tersebut, sepuluh persen diantaranya adalah pejuang Indonesia yang bertugas di kapal-kapal perang Belanda. Pertempuran tersebut adalah momen penting dalam sejarah kita bersama.

 Di abad ini tepatnya pada bulan Juli 2015 saat kunjungan Perdana Menteri  Inggris David Cameron ke Jakarta, kami menandatangani MOU kerjasama maritim. Saya senang sekali bahwa kedua negara bekerjasama untuk mendukung rencana maritim global Indonesia serta mempromosikan industri dan keahlian maritim Inggris.”

 Sementara itu, Direktur Museum Bahari, Bapak Drs Husnison Nizar mengatakan, “Kami sangat senang Museum Bahari dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pameran ini. Tema yang diangkat sangat sesuai dengan semangat kemaritiman Indonesia dimana sejarah dan peristiwa yang terjadi di Laut Jawa dan Selat Sunda dapat dipamerkan. Saya berharap pameran ini dapat menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Museum Bahari. Kami berharap dapat terus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara sahabat untuk mendukung kelangsungan Museum Bahari.” RED-MB