Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mendukung penuh target 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2024.

Jembrana (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer konsisten mendukung program pemerintah terkait digitalisasi UMKM. Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2024. Sedangkan capaian transformasi digital UMKM per Desember 2022 sebanyak 21,56 juta UMKM sebesar 71,8 dari target tahun 2024 atau 33,5 persen dari total jumlah UMKM.

Saat Demer bersama Kementerian Perdagangan menggelar Sosialisasi di Bidang Standarisasi dan Pengendalian Mutu yang digelar di Anjungan Cerdas Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana pada Senin 15 Mei 2022, Demer juga kembali mendorong pelaku UMKM agar bisa orboarding di berbagai platform digital.

Selain dari Kementerian Perdagangan, Demer juga menghadirkan pihak holding ultra mikro seperti BRI, Pemodalan Nasional Madani atau PNM untuk membantu mengatasi kendala akses permodalan. Sedangkan untuk mendorong UMKM Go Digital, Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini dalam acara sosialisasi ini juga menggandeng platform digital marketing dan e-commerce seperti Tokopedia untuk sharing mengenai digitalisasi UMKM.

Demer yang juga seorang pengusaha dan mantan Ketua Umun Kadin Bali ini lantas mengungkapkan tigas strategi yang dilakukan pemerintah menuju 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2024. Pertama, pemetaaan fitur kolaborasi dengan platform. Kedua, pembagian target per daerah. Ketiga, modernisasi kolaborasi dan target daerah.

“Kita dukung bersama semua upaya itu agar target 0 juta UMKM onboarding digital di tahun 2024 bisa tercapai,” kata wakil rakyat yang dikenal sangat getol membantu UMKM Bali ini.

Demer menerangkan ada sejumlah aspek digitalisasi yang harus dilakukan pada usaha UMKM yakni digitalisasi akses pasar, digitalisasi pemantauan kualitas produksi, digitalisasi keuangan dan akses pembiayaan, digitalisasi manajemen organisasi, digitalisasi kapasitas produksi, digitalisasi pemasok/pasokan hingga digitalisasi distribusi.

Wakil rakyat yang sudah empat periode mengbadi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini menambahkan memang Kementerian Koperasi dan UMKM ingin memfokuskan terkait dengan strategi digitalisasi UMKM namun disesuaikan dengan level usaha UMKM. Misalnya jangan dipaksakan usaha mikro langsung on boarding di e-commerce nasional atau e-commerce unicorn yang targetnya besar dengan kapasitas produksi terbatas.

Sementara itu usaha mikro diarahkan onboarding digital di media sosial, usaha kecil ditekankan optimalisasi masuk e-commerce lokal dan homogen. Sedangkan usaha menengah diarahkan optimalisasi e-commerce global dan tembus pasar ekspor. Untuk koperasi difokuskan pada digitalisasi dan optimasi pendataan anggota dan pelaporan keuangan.

“Jadi strategi dan plafform onboarding digitalnya berbeda-beda sesuai dengan size usahanya dan juga target pasarnya,” ujar Demer.

 

Politisi Golkar asal Desa Tajun, Kabupaten Buleleng ini lantas berharap UMKM di Jembrana bisa lebih berkembang dengan menggarap berbagai potensi di Jembrana serta terus meningkatkan kualitas produknya hingga tembus pasar ekspor.

UMKM nasional juga diyakini akan menopang perekonomian Indonesia menjadi negara besar dan negara maju. Politisi Golkar asal Desa Tajun, Kabupaten Buleleng ini bahkan menyebutkan Indonesia diramalkan menjadi negera 7 besar dunia di tahun 2030. Dan UMKM juga punya peran besar ikut mewujudkan hal tersebut.

Sementara itu Leo Agung Puribolaksono selaku penjual di Tokopedia dan pelaku market place di Indonesia menilai target pemerintah 30 juta UMKM bisa onboarding digital di tahun 2024 merupakan suatu target yang sangat bagus. Namun pemerintah harusnya bisa lebih berfokus kepada generasi yang lebih muda karena untuk mereka yang usianya sudah tidak muda lagi sangat sulit untuk melek digital.

“Diakui saat ini penguasaan teknologi memang masih menjadi kendala bagi para pelaku UMKM. Tidak semua UMKM di Indonesia menguasai komputer atau bisa mengakses platform-platform digital. Selain itu yang menjadi kendala UMKM lainnya adalah akses internet yang tidak merata di Indonesia, papar Leo.

Oleh karena itu pemerintah harus memperhatikan kondisi tersebut sehingga masalah digitalisasi bisa teratasi. Sementara untuk di Bali sendiri akses internetnya sudah sangat luas, ditambah generasi mudanya yang sudah melek teknologi. Disinilah pentingnya pemerintah untuk lebih fokus pada generasi muda untuk mensukseskan digitalisasi UMKM.

Tokopedia juga sangat terbuka bagi masyarakat yang ingin belajar berjualan secara online. Terlebih lagi Tokopedia juga memiliki komunitas para seller yang bisa sama-sama saling bertukar pikiran dan berbagi tips cara berjualan online.

Sementara itu Bupati Jembrana Nengah Tamba menyampaikan apresiasinya kepada Demer yang telah mensosialisasikan program-program pemerintah yang bisa memfasilitasi membantu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh para pelaku UMKM.

“Terima kasih Pak Demer sudah peduli dan banyak membantu UMKM di Jembrana,” kata Bupati Tamba.

Bupati Tamba mengatakan masalah yang kerap dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah pemasaran. Meskipun saat ini sudah ada berbagai platform digital, namun Bupati Tamba juga menekankan pentingnya daerah memiliki etalase.

Disebutkannya sudah ada 222 jenis produk yang sudah menjadi bagian produk Kabupaten Jembrana. Di samping tenun, Kabupaten Jembrana juga memiliki produk camilan, madu dan sebagainya.

Produk-produk UMKM Jembrana juga diharapkan semakin banyak yang bisa tembus ke pasar ekspor dan bersaing secara global. (wid)