Denpasar (Metrobali.com)-

Merujuk surat edaran Dirjen Pendidikan Tinggi No. 38/DIKTI/Kep/2000 tentang pengaturan kegiatan penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi, menegaskan bahwa pelaksanaan orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) hanya boleh dilakukan dalam rangka kegiatan akademik dan dilaksanakan oleh pimpinan perguruan tinggi. Guna mencegah dampak negatif terhadap peserta Ospek. Di antaranya pelecehan, pemerasan, pemaksaan kehendak, penganiayaan hingga menimbulkan cedera dan cacat tubuh serta meninggal dunia.

Menyikapi hal itulah, Ospek Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang berlangsung mulai Selasa (11/9) kemarin di gedung Natya Mandala Denpasar dilaksanakan dalam bentuk semiloka (seminar dan lokakarya) dengan materi pembekalan yang menekankan pada dinamika dan karakteristik akademik yang sesuai dengan norma, tata susila, dan etika sosial. Dalam konteks ini, mahasiswa baru ISI Denpasar digenjot kemandirian dalam intelektual, kreativitas, dan kesadaran kritis yang berbudaya dan berkeadaban.

Ketua Ospek ISI Denpasar, Drs. I Made Subrata, yang juga Pembantu Rektor III, menegaskan dalam era globalisasi saat ini sudah tidak saatnya mahasiswa diperintah-perintah, melainkan justru sebaliknya, harus digenjot berani bertindak atas daya kreatif dan potensi personal dari kesadaran sendiri. Demi kebaikan dan kemajuannya sesuai potensi dan bakatnya dalam meraih masa depan yang lebih baik.

Menurutnya, disiplin yang tumbuh dari kesadaran sendiri akan dapat menumbuhkan kepekaan hati nurani yang lebih memiliki jiwa besar dalam menerima perbedaan, dibandingkan atas dasar paksaan, yang cenderung memicu tumbuhnya kebencian dan rasa dendam. Hingga melahirkan tindakan anarkistik. Dan, lebih bahaya lagi dapat menjadi embrio terorisme yang sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Maka itulah, katanya, pelaksanaan Ospek ISI Denpasar lebih diarahkan kepada pencetakan karakter bangsa melalui pendekatan hati nurani dan tidak boleh memakai atribut secara berlebihan atau mengada-ada (arogan) atas dasar pemaksaan kehendak. “Jadi, melalui kegiatan Ospek ini nantinya diharapkan tumbuh kepribadian yang cerdas secara intelektual dan cakap secara emosional, serta memiliki jiwa besar menerima perbedaan dalam kemajemukan,” jelasnya. IJA-MB