Oleh : Jro Gde Sudibya

Hari ini, Sabtu, 20 Mei 2023 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, raina Saraswati. Saraswati, simbolik Tuhan “pemberi” aliran pengetahuan tanpa henti untuk melakoni dan memaknai kehidupan.
“Memaknai” sarat dengan relasi dan nilai-nilai rokhani insan manusia.
Dalam kosa kata agama Hindu menyebut beberapa: Karma, Samsara, Moksha, Sad Dharsana, Sat Chit Ananda, berelasi dengan pengetahuan rokhani dan bahkan pemaknaan tentang Tuhan itu sendiri.
Agama Hindu mengajarkan betapa penting dan mulyanya pengetahuan rokhani tsb, sehingga pemujaan Dewi Saraswati, Dewi Saraswati memperoleh tempat khusus di lubuk hati banyak umat Hindu.
Sesanti dalam Itihasa Maha Baratha: “Wong Weruh Menak Utama”, orang berpengetahunan dan menjadi bijak, mendapat tempat terhormat dan dimulyakan di masyarakat. Sesanti ini, menjadi rujukan bagi banyak keluarga penyastra di Bali dalam mendidik putra-putrinya.
Dalam masyarakat Bali, di desa-desa Pegunungan, yang tetap mempertahankan tradisi Bali Mula, raina Saraswati disebut juga raina Pemubug, penutup raina dalam siklus 210 hari kehidupan manusia Bali dengan sistem waktu pawukon.
Ciri dari banten Saraswati, dipersembahkan bubur sumsum yang dipersiapkan dengan ketulusan hati kepada Ida Leluhur, Ida Bhatara/Bhatari, kemudian Tuhan dalam konsepsi Saguna Brahman, manut Desa, Kala, Patra.
“Aturan bhakti dengan nyasa Bubur Sumsum”, sering direlasikan dengan ucapan terima kasih “angayu bagya” sudah dilimpahi kesejahteraan pasca bekerja berkelanjutan selama 6 bulan siklus kerja kehidupan.
Saraswati sebagai aliran pengetahuan, banten Pemugpug simbolik kesejahteraan yang dilimpahkan pasca bekerja berbasis pengerahuan, perayaan raina Saraswati hari ini, bisa ditafsirkan sebagai pengetahuan yang telah diterapkan, “manut sesana” dan kemudian memberikan kelimpahan kesejahtetaraan.
Pesan moral dari bhakti Pemugpug ini, kalau disederhanakan, pengetahuan yang diterapkan dalam kehidupan, berbasis dharma kehidupan, diyakini memberikan limpahan kesejahteraan, dalam budaya masyarakat yang bercirikan kebersahajaan/kesederhanaan.
Perayaan Saraswati adalah pengetahuan rokhani yang “dibumikan”di Pulau Bali ini.

Jro Gde Sudibya, Ketua FPD (Forum Penyadaran Dharma).