Tabanan, (Metrobali.com) 

 

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) memasuki hari ketiga, Rabu (28/8/2024), terhadap seorang pendaki remaja WNA asal Prancis yang dilaporkan tersesat di Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan. Pencarian dilakukan di sekitar koordinat (8°21’4.85″S 115°5’17.11″E) dengan estimasi ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Buleleng, Kadek Dony Indrawan, menjelaskan bahwa pada pukul 06.00 WITA, Tim Rescue Pos Buleleng yang terdiri dari enam personel berangkat menuju Desa Karya Sari.

“Kita libatkan pemandu dan warga Desa Pujungan, bergerak dari Desa Batungsel menuju Lokasi Kejadian Musibah (LKM). Kemudian 18 personel (6 dari Basarnas, 4 dari Sabhara Polda Bali, 3 dari Bhuana Bali Rescue, dan 5 pemandu) bergerak dari Desa Karya Sari menuju LKM. Dari hasil pencarian sementara dinyatakan nihil, dan operasi SAR dihentikan sementara untuk dilanjutkan pada Kamis, 29 Agustus 2024,” ujarnya dalam keterangannya Kamis 29 Agustus 2024.

Diketahui dentitas Korban bernama Stein remaja laki -laki asal Prancis berusia 15 tahun Prancis

Sebelumnya, Tim SAR gabungan memulai operasi setelah menerima laporan terkait seorang remaja Prancis bernama Stein (15) yang dilaporkan terjatuh saat melakukan pendakian di Gunung Batukaru pada Senin (26/8/2024). Kejadian tersebut terjadi ketika korban bersama tiga kerabat lainnya memulai pendakian dari Pura Malen Pujungan Buleleng pada Minggu (25/8/2024) pagi sekitar pukul 10.00 WITA. Pada pukul 20.00 WITA, dua orang dalam rombongan terperosok. Salah satu dari mereka berhasil menyelamatkan diri dengan menyusuri aliran sungai hingga tiba di Desa Blimbing, Tabanan.

“Kami menerima laporan sekitar pukul 18.20 WITA kemarin. Berdasarkan keterangan saksi yang selamat, korban sempat berkomunikasi namun tidak terdengar lagi beberapa saat kemudian,” jelas I Nyoman Sidakarya, S.H., Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar pada Minggu 25 Agustus 2024. Perkiraan posisi korban berada di ketinggian 1600 Mdpl, dengan tempat tinggal sementara di villa sekitar daerah Tabanan.

(jurnalis : Tri Widiyanti)