Jakarta (Metrobali.com) –

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan pada 2014 sebesar 17-18 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan prediksi Bank Indonesia 15-17 persen.

“Kami msh melihat optimisme di tengah situasi ‘adjustment’ ekonomi kita. Pertumbuhan kredit kami perkirakan 17-18 persen di 2014,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Kamis.

Muliaman menuturkan, perkiraan pertumbuhan tersebut didasarkan pada rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan oleh masing-masing bank kepada OJK, di mana industri perbakan masih optimistis mencapai pertumbuhan kredit 17-18 persen tersebut.

“Tahun ini pertumbuhan perbankan masih cukup baik karena permodalannya juga masih cukup baik,” ujar Muliaman.

Sementara itu, terkait tantangan industri perbankan pada 2014, ia menilai ketatnya likuiditas masih akan menjadi problema tersendiri.

Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi industri perbankan untuk terus bertumbuh.

“Pertumbuhan kredit perbankan tersebut juga diikuti dengan rata-rata pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tidak terlalu turun yakni sebesar 14 persen,” kata Muliaman.

Oleh karena itu, lanjutnya, likuiditas industri perbankan masih dapat terjaga dengan baik pada tahun ini.

“Bagi perbankan yang kecil-kecil, permodalan juga harus terjaga baik, sehingga isu likuiditas ini tidak memberikan tekanan baru terhadap industri keuangan nasional,” ujar Muliaman. (Ant)