cabai rawitCianjur, Jawa Barat (Metrobali.com)-

 

Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Cianjur terus meroket yang pada tingkat pengencer sudah mencapai Rp200 ribu perkilogram. Ironisnya pada harga setinggi ini pun pedagang mengeluh karena nilai penjualan menurun akibat pembeli membatasi daya belinya.

“Hari ini harga cabai di pedagang keliling Rp10 ribu per ons, kalau beli per kilo menjadi Rp200 ribu. Tidak beda jauh dengan pedagang di pasar tradisional yang menjual Rp180 ribu per kilogram,” kata Gina (39), ibu rumah tangga warga Desa Nagrak, di Cianjur, Selasa (7/3).

Dia menuturkan, seiring meroketnya harga cabai sejak beberapa bulan terakhir, ibu-ibu rumah tangga membantasi pembelian, bahkan ada yang menganti cabai dengan bumbu masakan instan.

Sejumlah pedagang di Pasar Induk Pasir Cianjur, mengatakan, hingga saat ini harga cabai masih tinggi pada angka Rp140 ribu sampai Rp180 ribu per kilogram, karena minimnya pasokan dari tengkulak menyusul cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah penghasil cabai.

Cabai rawit merah masih Rp140 ribu-180 ribu perkilogram, cabai rawit hijau Rp50 ribu per kilogram. “Jenis cabai lainnya naik turun, seperti cabai tanjung dari Rp40 ribu per kilogram turun menjadi Rp23 ribu per kilogram, tapi sekarang Rp35 ribu per kilogram,” kata Hendi (35), pedagang cabai di Pasar Induk Cianjur.

“Kami tidak tahu pasti harga mahal itu apakah dari petani atau permainan bandar karena kami pernah mendapat informasi harga dari petani tidak lebih dari Rp50 ribu perkilogram. Kami terpaksa membeli untuk menutupi pesanan dan stok untuk berjualan,” kata dia.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan Cianjur Himan Haris menilai kenaikan harga cabai rawit dan cabai lainnya di pasaran adalah ulah tengkulak dan pedagang nakal.

“Kita akan kembali melakukan sidak secara acak ke sejumlah pasar yang ada di Cianjur. Pasalnya di sejumlah pasar tersebut harga cabai berbeda-beda. Kita akan tindak tegas tengkulak, bandar dan pedagang nakal yang mempermainkan harga,” kata Himan. Sumber : Antara