Foto : Tokoh masyarakat Denpasar yang juga mantan Kepala Desa Kesiman, Ida Bagus Bima Putra (kanan) saat bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kebijakan pembangunan dimulai dari pinggiran alias dari desa. Maka pemerintah sangat serius mengakselerasi pembangunan desa dengan kucuran dana desa yang pada tahun 2018 totalnya mencapai Rp 60 triliun.

Menurut tokoh masyarakat Denpasar yang juga mantan Kepala Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Ida Bagus Bima Putra memang sudah seharusnya desa menjadi ujung tombak pembangunan. “Selaku mantan kepala desa, kami apresiasi Presiden Jokowi dengan pola pembangunan mulai dari desa. Itu yang benar. Sebab semua muara kesejahteraan, kemajuan daerah dan bangsa ada di desa. Jadi pembangunan memang harus kita kawal dari desa,” kata pria yang akrab disapa Gus Bima itu di Denpasar, Kamis (2/8/2018).

Berangkat dari keyakinan itulah dan pengalaman sebagai Kepala Desa Kesiman periode 2010-2016, Gus Bima tergerak nuraninya untuk berani menyuarakan dan mengawal pembangunan desa di tingkat yang lebih strategis yakni di kursi legislatif. Ia didorong masyarakat untuk maju nyaleg DPRD Bali daerah pemilihan (dapil) Denpasar dari partai NasDem.

Bagi Gus Bima yang juga Ketua Forum Kades/Lurah Kota Denpasar periode 2011-2016, kepala desa yang memang paham betul potensi dan permasalahan di desanya memang layak didorong untuk berjuang sebagai wakil rakyat. Sebab ketika menjadi anggota Dewan, ia bisa lebih luas mengawal pembangunan di desa melalui tiga tugas pokok dan fungsi legislatif baik legislasi, pengawasan dan penganggaran.

“Dari awal kami dorong setelah menjadi kepala desa, mereka agar berkarir di politik. Di Kota Denpasar banyak kepala desa yang menjadi anggota DPRD Denpasar. Tapi untuk DPRD provinsi belum ada. Ini juga yang mendorong saya untuk bisa memperjuangkan aspirasi desa di tingkat provinsi,” kata pria yang juga pernah mengabdi sebagai Sekretaris Forum Kades/ Lurah Provinsi Bali periode 2011-2016 itu.

Menurutnya ada sejumlah nilai lebih ketika seorang mantan kepala desa mampu berjuang di Dewan. Kepada desa sudah sangat akrab bergelut dengan perencanaan pembangunan dan kemajuan desa. Maka setelah menjadi anggota Dewan mereka akan lebih luas memahami kebutuhan desa.  “Saya tidak mengecilkan arti latar belakang lainnya. Kepala desa yang meski tidak tamatan sarjana paham kebutuhan desanya sebab langsung berinteraksi dengan masyarakat,” ujarnya.

Dalam peta politik, posisi kepala desa juga sebenarnya sangat strategis dan kerap menjadi “incaran” aktor-aktor politik dalam setiap perhelatan politik misalnya saat pemilihan kepala daerah (pilkada). Kepada desa dianggap sebagai tokoh berpengaruh di desa dan berpotensi menjadi votegater (pengumpul suara) bagi kandidat kepala daerah. Namun kepala desa harus bisa menempatkan diri agar tetap bersika netral serta tidak memicu ketersinggungan politik sambil tetap mengawal pembangunan agar tetap berajalan lancar.

“Yang membuat kondisi kondusif desa saat hajatan politik juga kepala desa. Supaya tidak ada gejolak. Jadi kepala desa selain sebagai ujung tombak pembangunan juga berperan strategis menjaga kondusivitas masyarakat saat hajatan politik,” kata pria yang pernah ngayah sebagai Kepala Dusun Banjar Kertalangu dan Kepala LPM Desa Kesiman itu.

Dengan pengalamannya berperan sebagai ujung tombak pembangunan di desa dan berinteraksi langsung dengan masyarakat, Gus Bima mantap memilih untuk bisa berkiprah lebih strategis dengan maju nyaleg DPRD Bali. Satu misi besarnya bagaimana desa benar-benar bisa menjadi ujung tombak pembangunan.

“Semua pekerjaan pemerintah muaranya di desa. Hiruk pikuk politik ujungnya juga di desa. Kalau desa bagus, negara akan bagus. Itu yang ingin saya suarakan agar desa-desa di Bali mampu menggali potensi dan pemerintah lebih memberdayakan desa. Sebab masih banyak PR dan permasalahan di desa,” ujar pria yang juga Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Daerah DPW Partai NasDem Bali itu.

Selama ini pria berkepala plontos itu memang dikenal sebagai sosok kepala desa yang kreatif, inovatif dan mampu menggeliat pembangunan Desa Kesiman. Berbagai penghargaan pun diraih pria murah senyum itu. Salah satunya dua kali menyabet  penghargaan dari Walikota Denpasar sebagai Kepala Desa Terbaik Dalam Inovasi Pembangunan pada tahun 2015 dan 2016. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi pemberdayan masyarakat Bali salah satunya sebagai Ketua Forum Sekar (Semeton Karangasem)  periode 2012-2016 dan periode 2018-2022.

 

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha