Denpasar, (Metrobali.com) 

 

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrnasda) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didaulat sebagai salah satu narasumber dalam acara Web Seminar (Webinar) yang diselenggarakan okeh Ikatan Pimpinan Tinggi (PIMTI) Perempuan Indonesia dengan tema “Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan”, secara daring pada Rabu (8/12).

Dalam kesempatan tersebut, pendamping Orang Nomor Satu di Bali ini menyatakan bahwa di Bali sendiri peranan perempuan sejak dulu sudah berjalan seiringan dengan peran laki-laki dan saling melengkapi. Bali memiliki adat dan budaya yang sangat khas, dimana hal tersebut juga berjalan didasari oleh filosofi yang diwarisi oleh para leluruh, terlebih yang menyangkut rumah tangga adalah filosofi Trimurti.

Dalam folosofi Trimurti merupakan tiga kekuatan. Brahman dalam menciptakan, memelihara dan melindungi alam beserta isinya. Jiki diibaratkan, dimana ketika laki-laki atau sang suami sebagai Brahma yang sedang menciptakan suatu keharmonisan rumah tangga maka ada istri sebagai Dewi Saraswati yang bertugas untuk memberikan suami ilmu pengetahuan dalam membangun keharmonisan keluarga. Sedangkan jika suami sebagai Wisnu yang sedang memelihara keluarganya untuk mendidik anak-anak agar menjadi keluarga yang harmonis, maka ada istri yang bertindak sebagai Dewi Laksmi atau Dewi Srhi yang bertugas mengurus anak-anak, dengan materi yang diberikan oleh suami sehingga anak-anak terdidik dengan baik. Begitupula jika suami sedang bertindak sebagai Dewa Siwa yang melindungi keluarganya maka akan ada seorang istri yang bertindak sebagai Dewi Parwati yang memberikan nasihat kepada suami dan turut melindungi anak-anaknya dari pengaruh yang tidak baik.

“Filosofi inilah yang mendasari masyarakat Bali untuk saling membantu dan bekerjasama dengan suami dalam membina bahtera rumah tangga, maka jika filosofi ini dijalankan dengan benar maka tidak akan lagi adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Jadi menurut saya, emansipasi atau kesetaraan gender bukan berarti perempuan harus eksis di luar dan meninggalkan ranah domestik. Tapi menurut saya emansipasi itu adalah bagaimana perempuan dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik bagi anak-anaknya yang dapat menjaga anak-anak dari pengaruh negatif dunia luar dan mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik dan berguna bagi nusa dan bangsa,”tutur Putri Koster.

Sedangkan terkait dengan peran perempuan dalam kewirausahaan, maka di Bali sendiri 60% wirausaha itu dipegang oleh kaum perempuan. Contohnya dalam pembuatan kain tenun Bali, tidak ada laki-laki yang menenun, kain tenunan pasti dihasilkan dari tangan-tangan perempuan Bali yang tulus.

Untuk itu di masa pandemi ini, Putri Koster menjelaskan bahwa memang sektor pariwisata sangat terpuruk, namun ada satu sektor yang sangat menggeliat yaitu IKM dan UMKM yang digerakan oleh kaum-kaum perempuan. Untuk itu, dalam mendukung IKM dan UMKM Bali lebih menggeliat lagi, maka Dekranasda Provinsi Bali terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada para kelompok, baik dalam peningkatan produksi produk dan peningkatan kualitas serta dalam promosi penjualan. Sehingga kemandiran dalam berwirausaha dapat dilakukan oleh kaum perempuan Bali.

Sebelumnya, dalam webinar tersebut juga hadir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga S.Uno dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Bintang Pupayoga, yang secara langsung memberikan opening remarksnya. Sedangkan Webinar yang dipandu oleh moderator Prof. Dr. Ir Winarni Monorfa, juga menghadirikan narasumber lain yaitu Dra. Lenny N.Rosalia yang merupakan Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA RI. Webinar tersebut akan berlangsung selama tiga hari, yaitu sampai tanggal 10 Desember dengan sesi pembahasan beragam pada masing-masing harinya. (RED-MB)