Jembrana (Metrobali.com)

 

Tenun Cagcag, hasil para pengerajin tenun di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana sejak beberapa tahun belakangan meredup. Keberadaan Gedung Sentra Tenun di Kelurahan Pendem yang difungsikan sebagai pusat oleh-oleh terkesan belum memberi manfaat bagi para pengerajin tenun.

Beberapa perajin Tenun cagcag, mengaku kecewa dengan sistem penjualan. Kalau pun ada pesanan untuk di Gedung Sentra Tenun sifatnya hanya titipan.

“Tidak dibayar langsung, menunggu sampai laku. Hanya dipajang disana (Gedung Sentra Tenun). Kita yang perajin kecil kesulitan untuk uang berputar, ” ujar Putu Wardani, salah seorang perajin Tenun cagcag, Selasa (20/11/2024).

Karena itulah, sambungnya, para penenun mulai enggan menitipkannya di Gedung Sentra Tenun. “Katanya dititip, kita modal kecil jadi kesulitan,” imbuhnya.

Penenun menjual satu lembar kain tenun cacag seharga Rp.500 ribu. Dan pengepul biasanya menjualnya seharga Rp.600 ribu. Namun ketika dijual di Sentra Tenun harganya bisa dibandrol hingga Rp.1 juta lebih dengan alasan pajak.

Penjualan tenun cagcag di Gedung Sentra Tenun juga sangat jarang, lantaran sepi pengunjung. Meskipun di beberapa even, hotel atau akomodasi pariwisata lainnya di Jembrana juga diminta untuk mengarahkan tamunya ke gedung tersebut. Barang yang dipajang juga lebih banyak produk makanan.

Sangkaragung yang dulunya dinobatkan sebagai sentra tenun cagcag di Jembrana belakangan sepi order. Selain modal pas-pasan, mereka juga kalah dengan tenun lainnya yang lebih modern.

Para pengerajin berharap bisa dilibatkan saat kegiatan atau even-even. “Selama ini jarang, lebih banyak tenun modern dan sudah kuat (modal). Kami penenun kecil kesulitan,” ujar Ni Ketut Nirti, penenun lainnya.

Pengerajin tenun cagcag di Kelurahan Sangkaragung sebagian besar para ibu rumah tangga. Mereka mempertahankan kerajinan tradisional tenun cagcag secara turun temurun. (Komang Tole)