panusunan siregar 1 (2)

Denpasar (Metrobali.com)-

Nilai tukar petani Bali sebesar 103,41 persen selama Maret 2015 mengalami penurunan hingga 0,47 persen dari NTP pada bulan sebelumnya sebesar 103,90 persen.

“Sementara itu, indeks harga yang diterima petani (IT) pada bulan yang sama mengalami penaikan sebesar 0,20 persen dari 119,46 persen menjadi 119,70 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis (2/4).

Indeks harga yang dibayar petani (lb), kata dia, juga mengalami penaikan sebesar 0,68 persen dari 114,97 persen menjadi 115,76 persen.

Ia menyebutkan dari lima subsektor yang menentukan pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali, dua subsektor mengalami penurunan dan tiga subsektor mengalami penaikan.

Panasunan Siregar menambahkan bahwa dua subsektor yang mengalami penurunan NTP meliputi subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,26 persen dan peternakan 0,23 persen.

Tiga subsektor yang mengalami penaikan terdiri atas tanaman pangan 0,61 persen, hortikultura 0,71 persen, dan perikanan 0,10 persen.

Sementara itu, NTP nasional mengalami penurunan sebesar 0,64 persen yang didorong akibat terjadinya penurunan indeks harga yang diterima petani (lt) sebesar 0,23 persen dan ditekan oleh naiknya indeks harga yang dibayar petani (lb) sebesar 0,42 persen.

Dengan demikian, penurunan NTP Bali sebesar 0,47 persen lebih rendah daripada tingkat nasional yang mencapai 0,64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani di Pulau Dewata masih lebih baik jika dibandingkan dengan petani daerah lainnya di Indonesia.

Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Misalnya, makin tinggi NTP dan makin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

“Selain itu, juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga,” ujar Panasunan Siregar. AN-MB