panusunan siregar

Denpasar (Metrobali.com)-

Nilai tukar petani (NTP) Bali sebesar 103,05 persen persen pada bulan April 2015, menurun 0,35 persen dibandingkan bulan Maret 2015 yang tercatat 103,41 persen.

“Sementara indeks harga yang diterima petani (IT) pada bulan yang sama mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dari 119,68 persen menjadi 119,68 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin (4/5).

Ia mengatakan, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani (lb) juga mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen dari 115,76 persen menjadi 116,14 persen.

Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas tiga subsektor mengalami penurunan dan dua subsektor mengalami kenaikan.

Panasunan Siregar menambahkan, tiga subsektor yang mengalami penurunan NTP meliputi subsektor tanaman pangan sebesar 3,37 persen, perikanan 0,64 persen dan peternakan 0,03 persen.

Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat dan hortikultura mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,07 persen dan 0,67 persen.

Panasunan Siregar menambahkan, NTP nasional pada bulan April 2015 mengalami penurunan sebesar 1,37 persen akibat menurunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,07 persen serta ditekan oleh naiknya indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,30 persen.

Dengan demikian penurunan NTP Bali yang hanya 0,35 persen lebih rendah dari tingkat nasional yang mencapai 1,37 persen itu menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani di Pulau Dewata masih lebih baik, jika dibandingkan dengan petani daerah lainnya di Indonesia.

Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, sehingga semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

Selain itu juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga, ujar Panasunan Siregar.AN-MB