Nilai Kearifan Prabu Udayana Bangkitkan Nasionalisme
“Prabu Udayana sebagai raja yang pernah memerintah Bali sekitar tahun 989 hingga 1011 Masehi, tidak cukup hanya untuk dikenang sebagai sebuah nama, tetapi hendaknya nilai-nilai kearifannya diimplementasikan,” kata I Made Bakta, di Kampus Universitas Udayana Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan hal tersebut saat membuka seminar nasional bertajuk “1000 Tahun Wafatnya Prabu Udayana – Menggali Nilai Kearifan untuk Membangun Karakter Bangsa”.
“Kita orang Bali mempunyai kewajiban moral untuk melihat kembali nilai-nilai kearifan dan kebesaran dari Prabu Udayana. Nilai-nilai ini hendaknya dapat membangkitkan rasa nasionalisme dan kebersamaan kita sebagai orang Bali dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Dulu, kata Bakta, saat Prabu Udayana memimpin Bali, visi kepemimpinannya sangat baik. “Visinya tidak hanya memikirkan Pulau Bali semata, tetapi hingga Pulau Jawa,” ucapnya.
Prabu Udayana, lanjut dia, fokus untuk menyatukan perpecahan agama yang terjadi di Bali kala itu. Ia terkenal begitu menghargai pluralitas dalam kehidupan bermasyarakat.
“Bersama dengan Mpu Kuturan yang merupakan salah satu penasihatnya, akhirnya berhasil mengatasi gejolak perpecahan antara sekte-sekte dan agama di Bali, ditandai pertemuan yang dilaksanakan di Pura Samuan Tiga, Kabupaten Gianyar kala itu,” katanya. (Ant)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.