Kano, Nigeria (Metrobali.com) –

Nigeria menutup sebuah bagian dari perbatasan timurlautnya dengan Kamerun untuk menghalangi pergerakan gerilyawan dan kelompok kriminal lain, kata militer, Minggu.

Penutupan itu dilakukan di Adamawa, salah satu dari tiga negara bagian dimana keadaan darurat diberlakukan pada Mei lalu setelah gelombang serangan oleh militan Boko Haram.

Militer melancarkan ofensif besar-besaran di daerah tersebut untuk mengakhiri kekerasan militan, yang menewaskan ribuan orang sejak 2009.

Nigeria menuduh militan membangun pangkalan di daerah yang berpenduduk jarang di negara-negara tetangga timurlautnya, termasuk Kamerun, Chad dan Niger, dan melarikan diri ke seberang perbatasan setelah melancarkan serangan untuk menghindari pengejaran militer.

“Yang saya lakukan adalah menutup penuh perbatasan, tidak ada yang bisa keluar-masuk,” kata Brigjen Rogers Iben Nicholas, panglima militer di Adamawa.

Ia menyatakan, langkah itu dilakukan sejak Senin dan sudah berhasil membendung “masuknya penjahat (dan) unsur teroris” ke Nigeria.

Meski keadaan darurat diberlakukan, militan Boko Haram terus melancarkan serangan di wilayah timurlaut, dan tahun ini lebih dari 300 orang tewas.

Pemerintah Nigeria memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian Adamawa, Borno dan Yobe pada 14 Mei 2013, setelah gelombang serangan oleh kelompok militan tersebut.

Presiden Goodluck Jonathan mengirim ribuan prajurit yang didukung kekuatan udara ke Nigeria timurlaut untuk mengatasi kekerasan militan yang telah berlangsung empat setengah tahun.

Pemerintah pada November memperpanjang keadaan darurat di kawasan itu, yang memberi militer waktu tambahan selama enam bulan lagi untuk menumpas militan.

Keberhasilan ofensif militer yang dilakukan selama keadaan darurat masih tidak jelas.

Militer menyebut Boko Haram kocar-kacir dan dalam posisi bertahan, namun ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan militan, yang menimbulkan keraguan mengenai klaim keberhasilan pemerintah.

Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.

Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.

Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.

Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.

Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.

Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.

Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.

Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen. (Ant/AFP)