Karangasem, (Metrobali.com) 

Viral dimedia sosial tentang himbauan untuk menghaturkan segehan nasi wong – wongan ditengah kekhawatiran menyebarnya wabah virus corona.

Dampaknya, banyak warga bertanya – tanya tentang kepastian atas himbauan tersebut, namun banyak pula memilih untuk mengikuti himbauan yang menyebar tersebut.

“Saya sudah buat kemarin setelah baca digrup chating, ya sejauh ini belum ada himbauan langsung, tetapi kalo tujuannya baik ya apa salahnya kan,” kata Komang Ayu salah seorang ibu rumah tangga asal Karangasem kepada media ini, Kamis (05/03/2020).

Dalam tulisan yang menyebar tersebut dikatakan, dengan adanya wabah virus yang sedang marak, warga diharapkan untuk menghaturkan segehan berbentuk orang dipemedal atau pintu gerbang rumah.

Segehan dibuat dari nasi putih dibentuk menyerupai manusia atau wong – wongan yang diberi bawang merah tiga biji, jahe tiga iris, garam dan uang bolong atau uang logam satu untuk pemirak, canang satu beserta 5 batang dupa.

Sementara itu khusus di Desa Adat Besakih, Rendang, Karangasem. Warga Desa Adat setempat bahkan diberikan himbauan agarm menghaturkan segehan wong – wongan tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh Bendesa Adat Besakih, Jero Mangku Widiarta saat dikonfirmasi, pihaknya mengakui telah mengeluarkan himbaun kepada warganya untuk menghaturkan segehan wong – wongan tersebut meski sejauh ini dasar – dasar dan sumber pastinya belum diketahui.

Hanya saja, Jero Mangku Widiarta menegaskan jika itu semua dilakukan untuk kebaikan tentunya tidak ada salahnya karena semua berharap agar Bali pada umumnya aman.

“Tidak ada dasar satranya, karena kita memang kesadaran sendiri, kalo demi kebaikan apa salahnya juga kita lakukan toh semuanya berharap agar bali aman terlebih dengan merebaknya virus corona,” terang Jero Mangku Widiarta.

Disatu sisi, Ketua MDA Kabupaten Karangasem, I Wayan Arta Dipa ketika ditanya mengenai himbauan tentang menghaturkan segehan tersebut mengakui kalau sejauh ini pihaknya masih mencari sumber dari informasi yang menyebar tersebut.

Namun apabila secara perseorangan warga ingin menghaturkan, menurut Arta Dipa itu sah sah – saja sebagai yadnya terlebih tujuannya baik berdoa agar Bali tetap aman.

“Secara lembaga kita belum ada mengeluarkan himbauan dan masih telusuri informasi tersebut, tetapi jika secara perorangan ingin menghaturkan, boleh saja namanya meyadnya apalagi demi kebaikan,” jelas Arta Dipa dihubungi via telepon. (SUA)