Foto: Tokoh masyarakat Jembrana I Nengah Tamba yang juga Bakal Calon Bupati Jembrana usai mencoba gate/bilik penyemprotan desinfektan otomatis karya STMIK Primakara, Senin (23/3/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Tokoh masyarakat Jembrana I Nengah Tamba mengapresiasi inovasi Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara Bali yang berhasil menciptakan gate/bilik penyemprotan desinfektan otomatis.

Alat ini dibuat untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan virus Corona jenis baru atau Covid-19 di Pulau Dewata.

Secara spontan pun Tamba langsung mendatangi kampus yang beralamat di Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar, Senin (23/3/2020) untuk melihat cara kerja alat ini.

Tamba juga menjajal langsung kemampuan alat ini menyemprotkan cairan desinfektan otomatis mencegah Corona.

Usai mencoba langsung, Tamba mengaku terkesan dengan inovasi ini yang juga sebagai bentuk juga kepedulian pihak kampus dalam membantu pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19 di Pulau Dewata.

“Ini inovasi yang luar biasa dan sangat membanggakan. STMIK Primakara sangat sigap menyikapi kondisi terkini. Dan memang kita semua harus punya sense of crisis di tengah wabah pandemi Corona ini,” kata Tamba usai mencoba alat ini.

Pria yang juga Bakal Calon Bupati Jembrana ini pun lantas memesan satu alat gate penyemprotan desinfektan otomatis untuk disumbangkan kepada tempat maupun pihak masyarakat yang membutuhkan di Jembrana.

“Saya secara pribadi memesan satu untuk kepentingan masyarakat Jembrana membantu mencegah Corona,” ujar politisi Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana ini.

Tamba pun menilai alat ini sangat dibutuhkan di tempat-tempat publik maupun di instansi pemerintahan yang masih memberikan pelayanan publik hingga juga di rumah sakit.

Karenanya diharapkan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Bali menjadi leading sector dalam pengadaan dan pemanfaatan alat ini.

“Kami sarankan pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Bali menyediakan alat ini. Termasuk juga pihak-pihak swasta agar bersama-sama memberikan dukungan upaya pencegahan Covid-19,” ujar Tamba.

Ia pun mendorong agar rapid test (test cepat) deteksi Corona segera dilakukan di Bali terlebih pemerintah pusat telah memesan ratusan ribu alat ini serta segara didistribusikan ke daerah. “Info dari pemerintah juga harus update terus,” harapnya.

Sekali lagi Tamba yang dikenal juga dengan sebutan TMS (Tamba Memberi Solusi) ini mengajak semua pihak punya kepekaan sosial dan sense of crisis dalam situasi bersama melawan Corona.

Sekecil apapun aksi nyata maupun sumbangan pemikiran positif dan konstruktif demi kebaikan bersama wajib dikedepankan. “Jadi tidak cukup kita jadi penonton tapi mari cari solusi bersama,” ajak Tamba.

Tokoh yang ingin membawa Jembrana Kembali Jaya (JKJ) ini juga berharap pemerintah tidak hanya sibuk menangani aspek kesehatan tapi juga menjaga pasokan pangan di masyarakat tetap terjaga dan terpenuhi dengan cukup.

“Ketersediaan pangan di masyarakat juga harus jadi prioritas. Jangan sampai masyarakat kelaparan. Apalagi juga banyak yang kena PHK dan dirumahkan, solusi bersama perlu segera dijalankan,” pungkas Tamba.

Sementara itu gate penyemprotan desinfektan otomatis in bentuknya berupa bilik beurukaran 2,5 x 1 meter. Dalam uji cobanya, alat itu terpajang di depan pintu utama  STMIK Primakara yang merupakan Kampus IT Terbaik di Bali, NTT, NTB (Bali Nusra) ini. Fungsinya, untuk melakukan penyemprotan desinfektan otomatis kepada siapapun yang melewatinya.

“Alat ini merupakan gerbang penyiraman cairan desinfektan yang memiliki kemampuan penyiraman otomatis yang memafaatkan teknologi Internet of Things (IoT) , dengan memanfaatkan Microcontroller, Sensor dan Relay,” terang Made Adi Paramartha Putra, salah seorang Dosen Prodi Teknik Informatika STMIK Primakara yang ikut menciptakan alat ini.

Adapun cara kerja alat yang menggunakan bantuan dari Arduino IDE ini adalah melakukan deteksi  secara terus menerus , kemudian saat mendeteksi pengguna dijarak tertentu, relay akan menyalakan pompa untuk menyemprotkan cairan desinfektan secara otomatis.

“Semuanya itu akan bisa berjalan ketika dibaca oleh sensor yang kita taruh di bagian atas depan bilik. Kemudian saat mendeteksi pengguna dijarak tertentu, relay akan menyalakan pompa untuk menyemprotkan cairan desinfektan melalui lima lubang yang telah disediakan,” terang Adi.

Keberadaan gate penyemprotan desinfektan otomatis dirasakan sangat dibutuhkan dan efektik digunakan terutama pintu keluar masuk Bali seperti bandara, pelabuhan termasuk di tempat-tempat publik lainnya seperti mall/pusat perbelajanjaan hingga perkantoran pemerintah dan tempat lainnya.

“Kalau seperti di bandara, tempat umum atau perkantoran biasanya dilakukan penyemprotan desinfektan secara manual. Tentu itu menimbulkan ketidaknyamanannya bagi yang disemprot maupun yang menyemprot. Makanya STMIK Primaka berinisiatif untuk membuat alat ini,” terang Ketua STMIK Primakara I Made Artana S.Kom.,M.M.

Penciptaan gate penyemprotan desinfektan otomatis ini terbilang dikebut dengan cepat yakni hanya dalam jangka waktu kurang dari dua hari. Tim dari STMIK Primakara bergerak cepat menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan khususnya perangkat IoT-nya termasuk melakukan programing atau koding sederhana untuk mengoperasikan alat ini secara otomatis.

Soal biaya produksi, Artana menyebutkan untuk menghasilkan satu alat gate penyemprotan desinfektan otomatis ini, biaya yang dihabiskan berkisar di angka Rp 8 juta. (dan)