Gunung Agung dari Pos Pemantau Rendang
Gunung Agung dari Pos Pemantaun Rendang

Karangasem, (Metrobali.com) –

Hujan terus mengguyur di sekitaran Gunung Agung. Tak ayal, banjir lahar hujan (banjir lahar dingin) kembali mengaliri sungai-sungai yang terhubung langsung dengan gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut. Jika sebelumnya hanya lahar dingin yang terpantau, kali ini aliran lahar dingin yang cukup deras itu membawa material bebatuan yang cukup besar. Selain itu, gelondongan kayu juga terbawa aliran lahar.
Di Sungai Yeh Sah, Kecamatan Muncan Karangasem, terpantau aliran lahar dingin cukup deras. Material bebatuan cukup besar terbawa oleh aliran lahar tersebut. Warga berbondong-bondong menyaksikan aliran lahr dingin tersebut.
Petugas SAR datang ke lokasi untuk melakukan pemantauan. Mereka juga meminta warga menjauhi material lahar dingin. Oleh karena berbahaya, tim SAR meminta warga tak melihat aliran lahar dingin dari atas jembatan.
Namun, warga tetap nekat membandel dan berkerumun di atas jembatan yang menghubungkan Kecamatan Rendang dan Kecamatan Muncan tersebut.
“Bersama kepolisian kami terus berupaya mengimbau warga agar tak menyaksikan aliran lahar dingin dari atas jembatan. Sangat berbahaya,” kata Kepala SAR Denpasar Ketut Gede Ardana, Kamis 30 November 2017.
Di aliran Sungai Biaung, Kecamatan Selat, warga juga nekat menyaksikan aliran lahar dingin dari atas jembatan. Berkali-kali polisi dan tim SAR mengimbau, namun warga tetap nekat. Entah apa yang mereka cari.
Di Desa Sukadana yang berjarak 4 kilometer cukup deras. Seorang warga bernama Hery melaporkan, aliran lahar dingin terlihat tiba-tiba saja bertambah besar. Ia langsung melarikan diri. “Lahar dingin tiba-tiba tambah deras, kami langsung kabur,” kata Hery.
‎Kepala Pusat Data dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho meminta warga mematuhi imbauan petugas. Menyaksikan lahar dingin dari jembatan amat bahaya. Pengalaman saat letusan Gunung Merapi, puluhan jembatan ambruk dihantam terjangan material lahar dingin. “Jadi kami imbau warga untuk tidak melihat lahar dari jembatan maupun daerah manapun. Amat berbahaya bagi keselamatan. Material lahar dingin berdasarkan pengalaman di Merapi membuat puluhan jembatan ambruk,” tuturnya. (Laporan Bobby Andalan)