Jembrana (Metrobali.com)-

Desa Yehkuning kecamatan Jembrana pada Kamis(3/12) dinihari, diterjang musibah angin puting bliung. Puting beliung yang disertai hujan terjadi dini hari sekitar pukul 02.00 wita. Musibah itu , selain membuat tumbang beberapa pohon,  juga merobohkan sebanyak 28 rumah warga yang ada di dusun Beratan desa Yehkuning kecamatan Jembrana.

Saat dilakukan pemantauan, Bupati I Putu Artha minta agar segera dilakukan inventarisasi terhadapat rumah-rumah warga yang rusak. Penegasan itu disampaikan dihadapan para memilik rumah yang ada di dusun Beratan desa Yehkuning kecamatan Jembrana, Jumat(4/12).

“Saya minta segera dilakukan inventarir terhadap rumah-rumah warga yang terkena dampak angin puting beliung. Pendataan ini sangat penting untuk mengetahui secara detil kerusahan yang dialami warga ini. Untuk pendataan ini saya kembali ingatkan mulai dari Perbekel, Camat dan BPBD. Sehingga dengan data-data yang kongkret akan dapat memudahkan dalam pengajuan usulan,”harapnya.

 

Pemantauan yang juga melibatkan para asisten dan beberapa pimpinan OPD serta ketua tim Penggerak PKK Kabupaten Jembrana, Bupati Artha juga menyerahkan secara simbolis berupa bantuan sembako serta perabotan rumah tangga kepada salah satu warga terdampak , I Wayan Dantra bersama istrinya, Ni Putu Nariasih.

 

Bupati Artha, selain melakukan pemantauan terhadap korban angin puting beliung, sebelumnya pada hari yang sama juga sempat mengunjungi 5(lima) warga masyarakat penyandang disabilitas yang ada di desa Batuagung dan kelurahan Sangkaragung kecamatan Jembrana. Di 2(dua) tempat itu, Bupati Artha menyerahkan bantuan berupa kursi roda untuk 3 orang yakni, warga yang ada di desa Batuagung sebanyak 2 kursi roda dan 1 buah untuk warga yang ada di kelurahan Sangkaragung. Sementara 1 orang lagi dibantu berupa walker(alat bantu jalan) yang ada di Dusun Sawe Desa Batuagung dan 1 buah tongkat ketiak kepada warga yang tinggal di lingkungan Sangkaragung.

 

Salah seorang warga yang tertimpa busibah angin puting beliung, dusun Beratan desa Yehkuning kecamatan Jembrana, I Wayan Darta mengaku, saat angin puting beliung menerjang rumahnya, pihaknya bersama keluarga sedang dalam tertidur.

” Kejadiannya sekitar tengah malam sekitar jam 02.00 wita. Awalnya hujan sedikit. Tidak berselang lama, tiba-tiba suara gemuruh dari arah pantai. Saya kira itu air laut naik atau tsunami,”kenangnya.

 

Diantara yang didampingi istrinya, Ni Putu Nariasih juga mengaku sangat trauma, “malam itu saya sangat terkejut dan pasrah. Selain keluarga, istri saya sampai sekarang masih perutnya merasa mules-mules . Mungkin karena terlalu takut sehingga jadi beban pikiran hingga sekarang ,”pungkasnya. (Humas Pemkab Jembrana)