Mulat Sarira Raina Kuningan, Bali Mengalami Krisis Kepemimpinan
PURA LUUR TAMPAK SAA, ring Airsanya (Kaja Kangin Bukit Sinunggal), pemujaan Tuhan Sada Ciwa Pasupati Raja, Tuhan Wisnu Cri Narayana, Desa Pakraman Tajun, Den Bukit,Bali Utara. Purnama Kepitu, (6/1/2023)
Pasca 3 tahun “diterjang” pandemi, industri pariwisata sempat “mati suri”, ekonomi Bali masih tertatih-tatih menata diri untuk mencoba pulih kembali di era baru pasca pandemi. Masa penyesuain mental yang tidak mudah, bersamaan dengan krisis kepemimpinan Bali yang sedang berlangsung.
Krisis kepemimpinan, menyebut beberapa saja yang penting, pertama, “perusakan” bentang alam spiritual Besakih, yang motifnya adalah pengembangan ekonomi kapitalistik industri pariwisata yang sekuler plus hitung-hitungan matimatika kekuasaan. Motif dan bangunan fisik baru dalam proyek bernilai Rp.950 M, tidak saja bertentangan tetapi “mengkhianati” spiritualisme Besakih.
Kedua, keputusan untuk mendorong secara keras, produksi dan pemasaran arak Bali dengan kandungan alkohol 35% 40% dan rencana penetapan hari arak Bali, implisit pengakuan komoditas ini adalah komoditas utama yang patut dibanggakan, adalah keputusan yang melawan akal sehat, kepemimpinan yang tidak kompeten, minim wawasan (dalam bahasa kepemimpinan tidak punya helicopter’view), melahirkan “bom waktu”, secara sosial kalau kebiasaan “memunyah dan punyah” semakin meluas.
Ketiga, terjadi polarisasi (pengepingan) secara sosial, Dresta Bali Vs Non Dresta Bali, pada masyarakat dengan bahasa Ibu yang sama dan garis sejarah leluhur yang sama dan atau mirip. Perbedaan yang tidak dijembatani, dicari solusi yang bijak, kesannya malah “dikompori” untuk target elektoral.
Merujuk Itihasa Ramayana, episode nasehat Rama kepada Wibisana, pasca Rahwana gugur di medan laga, pemimpin yang gagal dalam mengakumulasi pengetahuan untuk kemudian diterapkan secara bijak, akan gagal dalam memimpin dari perspektif kepentingan rakyat dan penyelamatan kepemimpinan itu sendiri.
Jro Gde Sudibya, pendiri dan sekretaris Kuturan Dharma Budaya, LSM yang mensosialisasikan pemikiran Mpu Kuturan Raja Kertha.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.