Foto: Anggota Fraksi NasDem DPRD Kabupaten Klungkung I Wayan Mudayana, S.H.,M.H.

Klungkung (Metrobali.com)-

Pembangunan Pusat kebudayaan Bali (PKB) di kawasan Eks Galian C Gunaksa, Kabupaten Klungkung merupakan sebuah mahakarya monumental pada era terkini sebagai program prioritas membangun adat istiadat, seni-budaya dan kearifan lokal Bali.

Namun masih ada sejumlah catatan dalam proses pembangunan megaproyek yang menelan anggaran hampir Rp 2,5 triliun dari pinjaman dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ini.

Salah satunya minimnya keterlibatan tenaga kerja lokal. Hal ini juga diakibatkan karena pemenang tender dan kontraktornya dari luar Bali.

“Tenaga kerja dalam proyek PKB kebanyakan orang luar, karena kontraktornya juga dari luar,” kata Anggota Fraksi NasDem DPRD Kabupaten Klungkung I Wayan Mudayana, S.H.,M.H.

Pihaknya berharap ketika proyek PKB ini sudah rampung, dalam operasionalnya bisa menyerap dan memberdayakan tenaga kerja lokal.

“Kita harapkan nanti saat sudah selesai ada orang lokal dipekerjakan disana. Paling tidak 30 persen masyarakat lokal Klungkung bisa terserap menjadi tenaga kerja. Sebab PKB ini kan ada di wilayah Klungkung,” kata Anggota Komisi I DPRD Klungkung ini mengingatkan.

Pihaknya tidak ingin masyarakat Klungkung hanya bisa menjadi penonton keberadaan Pusat Kebudayaan Bali ini dan tidak memberikan dampak kesejahteraan yang signifikan untuk warga Klungkung.

“Jangan sampai nanti kita yang punya lahan, yang punya tempat, semua malah diambil orang lai, orang luar. Kita tidak ingin masyarakat Klungkung jadi penonton dari keberadaan PKB,” ujar Anggota DPRD Klungkung Dapil Kecamatan Dawan ini lantas berharap PKB ini benar-benar mampu menciptakan lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat lokal.

Wakil rakyat asal Banjar Pande, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan ini mewanti-wanti jangan sampai dengan tidak terserapnya tenaga kerja lokal dalam proyek PKB maupun saat beroperasi nanti, malah akan memicu kecemburuan sosial dan persoalan di masyarakat.

“PKB ini jangan sampai membawa permasalahan ketika orang-orang lokal tersingkir nantinya. Harusnya PKB ini benar-benar mampu menggeliat dan menggerakkan perekonomian di Klungkung dan menciptakan lapangan pekerjaan,” tegas Mudayana.

Diharapkan PKB ini mampu menjadi ikon baru pariwisata Klungkung daratan dimana selama ini pariwisata Klungkung lebih banyak terkonsentrasi di Nusa Penida.

“Kita harapkan PKB menjadi daya tarik baru pariwisata Klungkung dan meningkatkan PAD Klungkung,” pungkas pensiunan Polda Bali ini.

Untuk diketahui kawasan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) yang akan berdiri di atas lahan seluas 320 hektar tersebut akan mengandung penjabaran dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Pengaplikasian di antaranya melalui hutan buatan, taman, fasilitas seni, pameran, kuliner UMKM hingga waduk dan pelabuhan hingga menjadikan kawasan ini merupakan kawasan lengkap yang mengimplementasikan filosofi dari visi pembangunan Bali tersebut. (wid)