Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(baju putih) menanam indigofera dan menyerahkan bantuan 2.000 bibit indigofera di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Rabu (1/9/2021).

Badung (Metrobali.com)-

Di masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 1,5 tahun, sektor pariwisata Bali tumbang dan merasakan dampak yang sangat parah.

Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan pariwisata premium dan populer di Bali juga merasakan dampak sepinya pariwisata Bali.

Sebelumnya mayoritas masyarakatnya bergerak di sektor pariwisata. Namun saat pariwisata tumbang, kini warga di Pecatu pun kembali melirik sektor pertanian dan peternakan. Banyak warga yang kembali beternak sapi. Ada juga yang mencoba beternak kambing.

Melihat hal ini, Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(Amatra) memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Pecatu untuk menggeliatkan sektor pertanian peternakan untuk tetap menggerakkan perekonomian.

Wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi ini memberikan motivasi kepada warga untuk move on dari sektor pariwisata yang mulai menggarap serius sektor pertanian peternakan sebagai sektor yang sangat menjanjikan.

“Kita tidak ingin masyarakat terjebak nostalgia pariwisata. Mari move on, ada sektor yang sangat menjanjikan yang bisa kita garap saat pariwisata lesu yakni pertanian dan peternakan. Pecatu ini pendatang dolar saat pariwisata hidup tapi masyarakatnya kini giat menggeluti pertanian peternakan. Ini kita dukung penuh,” kata Gus Adhi.

Hal ini disampaikan Gus Adhi usai menyerahkan bantuan 2.000 bibit indigofera (bibit pakan ternak bernutrisi dan berkualitas tinggi) kepada masyarakat (petani dan peternak) di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi, Rabu (1/9/2021).

Gus Adhi juga langsung melakukan penanaman bibit indigofera di lahan warga dan lahan kritis dengan harapan membantu menghijaukan dan mengkonservasi kawasan Pecatu.

Selain tujuan utamanya membantu masyarakat agar memiliki hijauan pakan ternak bernutrisi dan berkualitas tinggi sehingga kesejahteraan petani peternak di Pecatu bisa meningkat.

Penyerahan bantuan bibit indigofera ini dilakukan bersama Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar Kecamatan Kuta Selatan yang juga aktif menggerakkan petani milenial di daerah ini dan menggerakkan pertanian dengan teknologi tepat guna.

Gus Adhi yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini mengapresiasi semangat dan spirit “Maju Terus Pantang Mundur” dari masyarakat Pecatu yang kembali menggeluti pertanian dan peternakan.

“Perlu kehadiran kita bersama membangun sektor pertanian lebih serius dan di Pecatu ini saya berikan 2.000 bibit indigofera agar ditanam oleh warga untuk menjadi pakan ternak berkualitas, bernutrisi tinggi kaya protein,” kata Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali ini.

“Masyarakat antusias, ketika diterangkan manfaat indigofera. Ini bagus untuk ternak dan pucuk mudanya juga bisa bisa jadi sayur asupan sumber protein,” imbuh Anggota Komisi II DPR RI ini.

Dalam kesempatan ini, politisi Golkar asal Kerobokan Badung ini juga mengedukasi warga tentang teknik budidaya tanaman buah yang benar mengingat antusiasme warga Pecatu mencoba menanam tanaman buah unggul seperti alpukat, mangga, kelengkeng, jeruk, cempedak dan lainnya sangat tinggi.

“Saya berikan edukasi pentingnya ketika menanam bibit pohon buah harus ada lubang biopori di tiga titik sekitar tanaman. Fungsinya untuk tempat menaruh pupuk dan menyiram tanaman,” terang Gus Adhi yang selama menjadi Anggota DPR RI dua periode terus menggelontorkan program-program untuk membangun pertanian Bali, membantu petani dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Tidak hanya bantuan bibit, Gus Adhi juga akan memberikan bantuan cultivator (traktor kecil pengolah tanah) kepada masyarakat/kelompok tani di Pecatu agar mereka bisa lebih optimal mengolah lahan pertanian di Pecatu yang memang mayoritas lahan tergolong lahan kering dan keras.

“Jadi kita ingin bangun dan bangkitkan pertanian dan peternakan secara menyeluruh sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tidak hanya terpaku pada sektor pariwisata,” pungkas pria yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali ini.

Disambut Antusias Warga

Ketut Giriarta, salah satu tokoh masyarakat Pecatu mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan bantuan Gus Adhi memberdayakan petani peternak di daerah ini.

“Warga kami sangat antusias dengan bantuan indigofera dari Gus Adhi ini akan jadi pakan ternak baru selain gamal, padang gajah, dll,” ujarnya.

Dikatakan saat ini banyak warga Pecatu yang kembali bertani dan beternak serta tentunya membutuhkan dukungan berbagai pihak.
“Pecatu tidak mati sekali seperti Kuta, dan Legian, karena warga beralih beternak bertani, jadi perekonomian masyarakat bergerak. Tapi kami tentu butuh dukungan pemerintah dan pihak terkait,” ujarnya.

Sementara itu I Made Tommy Martana Putra selaku Ketua PK Golkar Kuta Selatan, Kecamatan Kuta Selatan yang juga tokoh milenial mengakui animo generasi muda Pecatu bertani dan beternak sangat tinggi.

Terlebih juga dengan adanya dukungan dari Gus Adhi selaku Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali. “Ini sinergi yang luar biasa dan bisa menambah semangat kami di Pecatu,” tandas Tomi.

Ini Keunggulan Indigofera

Untuk diketahui, indigofera ini termasuk ke dalam family leguminosa pohon atau keluarga polong-polongan. Kandungan nutrisi indofera rata-rata lebih tinggi dari jenis legum lainnya seperti gamal, kaliandra, turi, dll. Indigofera mengandung protein kasar kisaran 28 persen hingga 31 persen, paling tinggi dibandingkan jenis legume lainnya.

Dengan kandungan protein yang tinggi (28 persen-31 persen) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (Iaktasi).

Indigofera secara agronomis mudah untuk dikembangkan, dapat ditanam dan tumbuh pada berbagai jenis tanah dan ketinggian. Selain itu indogofera memiliki kemampuan adaptasi dan toleran terhadap kekeringan sehingga cocok ditanam di lahan kering dan mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau.

Indigofera juga cocok ditanam di lahan tidak produktif, lahan marjinal ataupun lahan bekas tambang sebagai konservasi lahan dan penghijauan sebab indigofera dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah berkat kemampuannya mengikat nitrogen.

Bagi peternak menanam indigofera cukup menguntungkan dan lebih cepat bisa dipanen karena indigofera bisa dipanen saat umur 4 bulan sejak tanam pertama dan bisa dipanen setiap 2 bulan-3 bulan berikutnya karena memiliki tingkat regrowing (pertumbuhan kembali) yang cepat.

Tidak hanya itu, indogofera juga memiliki kemampuan produksi hijauan yang tinggi. Produksi pakan indigofera dalam satu hektar bisa menghasilkan 12 ton per satu kali panen.

Indigofera selain berbentuk hijauan juga bisa diolah menjadi tepung dan pelet indigofera sehingga tidak hanya bisa diberikan kepada ruminansia (seperti sapi, kambing, domba) tetapi juga kepada ternak lain seperti unggas (ayam, bebek), burung, babi, kelinci, ikan dan lainnya. (wid)