Keterangan foto: Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno berbincang-bincang bersama mahasiswa dalam “Seminar Menjadi Pengusaha Milenial Berskala Nasional” di Hotel Puri Dalem, Sanur, Sabtu, (8/9/2018).

Denpasar (Metrobali.com)-

Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno menjadi pembicara utama dalam “Seminar Menjadi Pengusaha Milenial Berskala Nasional” di Hotel Puri Dalem, Sanur, Sabtu, (8/9/2018) yang diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bali. Dalam kesempatan ini Sandiaga memotivasi dan memompa semangat generasi muda.

Ia mengajak generasi muda untuk terus berpikir positif dan punya optimisme tinggi menatap masa depan yang lebih baik. Bahkan secara tegas ia mengimbau generasi untuk tidak menjadi  “Jeniper”. Sebab itu akam merugikan mereka.

“Dimana-mana saya selalu berpesan pada generasi milenial agar jadi jadi Jeniper. Jangan julit, nyiyir dan baper,” kata Sandiaga.

Tiga kata tersebut merupakan bahasa gaul anak-anak zaman now untuk menunjukkan karakter kurang baik yang biasanya ditujukkan warganet (netizen) saat bersosialisasi di media sosial. Julit (sebagian orang melafalkan julid)  artinya sifat kekanak-kanakan karena suka cari perhatian atau karena suka bersikap menyebalkan. Julit juga kerap diartikan sebagai super nyiyir, sifat iri dengki pada orang lain.

Sementara nyinyir adalah perkataan pedas dan crewet tanpa memikirkan perasaan orang yang dibicarakan. Sedangkan baper (bawa perasaan) artinya sikap yang terlalu sensitif, mudah larut terbawa suasana.

“Jangan banyak julit, nyinyir dan baper. Tatap masa depan penuh optimisme. Jangan terjebak saling serang. Bersatu saja kita masih susah apagi saling bertengkar,” kata Sandiaga mengingatkan generasi milenial ini.

Dalam kesempatan ini Sandiaga juga berbincang-bincang dengan generasi muda. Ia juga berbagi tips menjadi pengusaha muda sukses. Mereka yang hadir dari kalangan mahasiswa dan kalangan remaja lainnya, sangat antusias mendengar bincang-bincang Sandiaga Uno.

Pria berkacamata ini juga mengapresiasi karakteristik generasi milenial dan generasi Z yang tidak dimiliki generasi sebelumnya. “Generasi Z ini multi tasking (melakukan banyak hal dalam satu waktu-waktu). Bisa dengar orang bicara sambil chating sambil dengar musik bahkan hingga sambil goyang kaki. Multi tasking ini jadi nilai plus saat mereka bekerja,” ujar Sandiaga.

Kelebihan lainnya generasi milenial yang lebih muda dan generasi Z sudah menjadi digital native. Mereka lahir di tengah-tengah pesatnya perkembangan internet dan teknologi digital. Hal itu membuat mereka lebih adaptif dengan teknologi dan juga super kreatif dan inovatif.

“Generasi milenial punya peran besar mengubah masa depan. Banyak yang begitu lulus bukan cari pekerjaan tapi membuka lapangan kerja. Startup teknologi digital banyak didorong generasi milenial,” ujarnya.

Sementara itu ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Bali seperti Udayana, Warmadewa, Undiknas, Mahendradatta, Mahasaraswati, Unhi Denpasar, IHDN dan lainnya hadir dalam seminar ini.

Hadir pula Ketua Umun Kadin Bali AA Ngurah Alit Wiraputra,  anggota DPR RI Ida Bagus Putu Sukarta yang juga Ketua DPD Gerindra Bali, Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Suyasa yang juga Ketua DPC Gerindra Karangasem, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar I Made Mulyawan Arya alias De Gadjah yang juga Ketua DPC Gerindra Kota Denpasar, serta Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Made Mudarta.

Tampak hadir juga sejumlah asosiasi pengusaha di bawah Kadin Bali seperti REI, Masyarakat Agribisnis Indonesia, Perwira, HIPMI, IWAPI dan lainnya.

Pewarta : Widana Daud

Editor    : Whraspati Radha