MM Calon Tunggal, Musda Demokrat Diprediksi Aklamasi
Denpasar (Metrobali.com)-
Perhelatan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat akan digelar pada April 2016 mendatang, sejumlah nama kandidat mulai bermunculan. Bukan hanya nama Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta saja, sejumlah tokoh Demokrat juga disebut-sebut akan ikut maju dalam bursa pemilihan ketua DPD Demokrat Bali Periode 2016-2021.
Nama-nama yang masuk dalam bursa pencalonan ketua itu diantaranya Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Putu “Leonk” Sudiartana, mantan Anggota DPRD Bali Tutik Kusuma Wardani, Artis sekaligus kader Partai Demokrat Venna Melinda, hingga Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Para elit partai berlambang Mercy ini dikabarkan akan maju dan bertarung memperebutkan kursi ketua Demokrat Bali.
Meski sempat mencuat, namun sejumlah nama itu perlahan tenggelam dari bursa pencalonan. Disebut-sebut hanya satu nama yang terus mencuat dia adalah ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta. Bahkan “MM” sapaan Made Mudarta disebut-sebut sebagai calon tunggal.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Departemen Pemberdayaan Perempuan DPP Partai Demokrat, Tutik Kusuma Wardani. Saat dikonfirmasi, Rabu (03/02). Tutik memprediksi pada perhelatan Musda Demokrat Bali pada April 2016 mendatang, MM menjadi satu-satunya calon kuat.
“Calon Ketua DPD I Demokrat itu tunggal. Saya belum melihat ada calon lain lagi, saya lihat orang daerah baru Pak MM (Made Mudarta) saja,” tandas Pengganti Antar Waktu (PAW) Jero Wacik ini.
Meski pihak DPP menginginkan ada penyegaran, namun kata Tuti, hingga saat ini hanya Made Mudarta yang notabene kader muda paling menonjol.
“Penyegaran itu dalam arti usia, Pak MM usianya belum tua sekali. Artinya, partai tidak boleh dipegang oleh senior ini saja,” jelasnya.
Lebih lanjut, meski ia memprediksi jika MM kuat, namun terkait proses Musda semua diserahkan kepada DPD I, tak ada intervensi apapun dari DPP Partai Demokrat.
“Proses Musda serahkan ke DPD, DPP tidak ingin mengintervensi, biarkan secara demokratis. Agar tidak ada kegaduhan, mungkin aklamasi lebih baik daripada kita ngotot-ngototan. Aklamasi kemungkinan bisa terjadi,” pungkasnya.SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.