London (Metrobali.com)-

Harga minyak dunia turun pada Senin (19/1), tertekan oleh tingginya persediaan minyak mentah global dan transaksi lesu karena hari libur umum di Amerika Serikat, kata para dealer.

Pasar juga tertekan turun oleh laporan rekor produksi minyak mentah harian di produsen utama Irak.

Pada akhir perdagangan sore di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret merosot 1,02 dolar AS menjadi di perdagangan di 49,15 dolar AS per barel.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 1,06 dolar AS menjadi 47,63 dolar AS.

Perdagangan diperkirakan tetap lesu sebagai akibat libur memperingati hari Martin Luther King Jr di Amerika Serikat pada Senin.

“Harga minyak mentah terus berada di bawah tekanan, mengawali minggu ini pada sisi negatif di tengah berlanjutnya kekhawatiran tentang persediaan minyak mentah di tingkat tinggi bersamaan dengan pelambatan pertumbuhan permintaan minyak global,” kata analis Sucden Analis Myrto Sokou.

Minyak mentah berjangka telah pulih pada Jumat (16/1) setelah Badan Energi Internasional menyatakan ada tanda-tanda “pasang akan berubah” di pasar yang babak belur setelah harga mencapai posisi terendah multi-tahun baru-baru ini.

Analis Phillip Futures menambahkan: “Meskipun mungkin tampak seperti harga sudah berbalik, fundamental tidak berubah.” “Kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan masih merata di pasar dan, dengan demikian, (kami) tidak akan memperkirakan harga untuk menguat dulu.” Harga minyak telah kehilangan lebih dari setengahnya sejak Juni, jatuh karena kekhawatiran kelebihan pasokan global dan melemahnya permintaan di ekonomi dunia yang sedang mengalami pelambatan.

Penurunan itu diperburuk pada akhir November ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan akan mempertahankan tingkat produksinya, meskipun harga sudah rendah dan persediaan melimbah.

Brent minggu lalu jatuh ke 45,19 dolar AS, tingkat terendah sejak Maret 2009. Antara/AFP